Bekal Masa Tua
Kasih yang tulus dan melimpah sudah cukup.
SATUHARAPAN.COM – ”Halo Ibu Ratna, bagaimana kabarmu?” tanya seorang ibu, berumur 70 tahun, kepada sahabatnya yang berada di kota lain lewat telepon genggamnya.
”Aduh, saya senang sekali mendengar suaramu, saya enggak betah di sini… ingat sama Andi, cucu yang di Jakarta,” jawab Ibu Ratna yang juga sudah memasuki usia 70 tahun.
”Sssssttt… kamu jangan keras-keras bilang seperti itu, nanti anakmu yang di sana dengar, marah loh… sudahlah kamu betah-betahin saja selama di Semarang, nanti kan bulan depan kamu pulang ke Jakarta,” sahut temannya kembali.
”Saya enggak bisa tidur, anak yang di sini selalu menanyakan soal tabungan saya, sedangkan anak yang di Jakarta juga melakukan hal yang sama… ternyata sudah tua punya uang juga susah ya, diperebutkan karena uangnya,” keluh dia kembali.
”Ya, sudahlah… toh itu uang kamu nantinya juga buat mereka,” sahut temannya kembali.
”Mereka sudah saya bagi warisan begitu ayahnya meninggal, ini uang buat membiayai hidup saya sampai mati, jadi saya nggak minta uang sama mereka kalau harus berobat... enakan kamu nggak punya harta, anak-anak kamu enggak memperebutkan kamu karena uangnya….”
Percakapan ini membuat saya mereka ulang rencana masa depan saya. Melihat kesulitan ekonomi yang dihadapi orangtua saya, membuat saya takut jika memasuki hari tua tanpa penghasilan atau tabungan yang menunjang. Mempersiapkan hari tua dengan sejumlah pensiun agar tidak merepotkan anak cucu, menjadi target saya.
Namun, setelah mendengar—tanpa disengaja—percakapan di antara dua ibu sepuh itu, saya jadi merasa betapa berbahagianya orangtua saya yang memiliki kami, anak-anaknya yang menerima dan menghormati mereka apa adanya, ada atau pun tidak ada harta.
Ternyata bekal masa tua adalah kasih yang tulus dan melimpah. Itu saja sudah cukup.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...