Bekantan si Kera Belanda Terancam Punah
SATUHARAPAN.COM - Bekantan (Nasalis larvatus) hanya terdapat di pulau Borneo (Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunei). dan beberapa pulau kecil di sebelah timurnya. Ciri yang paling menonjol adalah pada yang jantan dewasa hidungnya panjang, bahkan agak menggantung, sehingga sering juga disebut kera belanda.
Namun pada bekantan betina dan muda hidungnya normal. Meski lebih menonjol dibandingkan umumnya hidung kera. Bulu tubuh bekantan kuning coklat kemerahmerahan, terutama di bagian kepala dan punggung. Di bagian lainnya bulu berwarna coklat pucat dan kelabu putih, terutama di bagian perut, dada dan ekor. Badannya ramping dan ekornya panjang, yang betina lebih kecil daripada yang jantan. Suara jantan dewasa seperti sapi melenguh yang diperdengarkan ketika memberi peringatan kelompoknya adanya bahaya.
Hutan yang disukai adalah hutan mangrove (bakau) di dekat muara sungai atau dataran rendah yang dilalui sungai. Mereka biasa hidup berkelompok dengan anggota sampai 20 ekor. Mereka memakan pucuk-pucuk daun dan buah tertentu. Yang paling disukai adalah buah pedada di hutan mangrove. DI dalam perutnya terdapat sejenis bakteri yang berfungsi membantu mencerna makanan.
Primata ini dikenal pandai berenang dan menyelam, bahkan juga sering terlihat sedang berjalan di lumur. Binatang ini hanya mau makan makanan di atas pohon sehingga pemeliharaan di kebun binatang tergolong tidak mudah.
Setiap kali melahirkan dihasilkan seekor anak dari satu induk. Anak-anak ini dekat dengan induk sampai menjelang dewasa. Perkembangbiakannya yang rendah dan perburuan oleh manusia membuat populasi binatang ini terus menurun, ditambah parah oleh penebangan hutan mangrove untuk dijadikan tambak atau diambil kayunya. Bekantan merupakan binatang endemik yang dilindungi, dan terancam punah.
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...