Bekraf Dorong Pertumbuhan Industri Fashion
SATUHARAPAN.COM - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendorong pertumbuhan industri fashion dengan memberikan travel grant pada pelaku ekonomi kreatif untuk berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan internasional.
Bekraf menyediakan fasilitas travel grant bagi empat desainer yang telah lolos kurasi untuk mengikuti Fashion Kode 2016 di Seoul, Korea Selatan, 18-20 Oktober. Bekraf juga akan memberikan fasilitas yang sama bagi pelaku ekonomi kreatif untuk mengikuti Arab Fashion Week 2016 di Dubai, Uni Emirat Arab, 31 Oktober-2 November.
Sebelumnya, Bekraf menyediakan fasilitas travel grant bagi lima label fashion, yaitu L.Tru, ETU by Restu Anggraini, Kami Idea, Kaimma Malabis, dan Ria Miranda, untuk mengikuti pergelaran di ajang Islamic Society of North America (ISNA) Annual Convention 2016 di Chicago, Amerika Serikat, 2 - 5 September.
“Kami sediakan fasilitas berupa travel grant untuk pelaku ekonomi kreatif, dalam hal ini perancang busana kita. Mereka dipilih berdasarkan hasil kurasi dengan kriteria tertentu, misalnya kesesuaian antara desain dengan event yang diikuti, juga kesiapan mereka untuk go internasional,” ujar Deputi VI Bidang Pemasaran Bekraf, Joshua Puji Mulia Simanjuntak.
Pelaku industri fashion perlu mengikuti perkembangan dan selera pasar agar diterima di pasar global. Misalnya pada Arab Fashion Week, desainer Indonesia akan menampilkan koleksi yang disesuaikan dengan karakter Dubai sebagai kota yang cukup “moderat”, meskipun berada di wilayah Timur Tengah. “Tidak semua orang di Dubai memakai busana abaya, jadi kita tampilkan koleksi bergaya evening wear,” Joshua menambahkan.
Sedangkan pada pergelaran ISNA di Chicago, desainer Indonesia akan memperkenalkan koleksi terbaru yang bernuansa songket Minang, misalnya oleh Ria Miranda. “Perkembangan sangat pesat terutama di fashion market muslim, apalagi kita ada target untuk jadi center of fashion. Fashion week juga sudah banyak brand muslim yang bisa gabung,” Ria menjelaskan.
Joshua menambahkan, pasar fashion Indonesia tergolong unik dan menarik. Segmentasi konsumen Indonesia relatif price sensitive dan western-brand minded. Bekraf menggarap subsektor fashion dengan strategi branding dan promosi local fashion brand justru di luar negeri terlebih dahulu sebagai upaya meningkatkan brand equity produk Indonesia di pasar global.
“Menariknya di sini, ketika kita beriklan di luar negeri, justru ada respons positif dari market share produk Indonesia di pasar domestik ikut meningkat,” Joshua mengungkapkan.
Dalam setahun terakhir, ekonomi kreatif telah menyumbang Rp 642 triliun atau 7,05 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia dengan kontribusi terbesar berasal dari tiga subsektor, yaitu kuliner sebanyak 32,4 persen, fashion 27,9 persen, dan kerajinan 14,88 persen.
Dengan nilai pasar mencapai 180 triliun rupiah per tahun, industri fashion merupakan salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sektor ekonomi kreatif. (PR)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...