Belajar Bertanya

SATUHARAPAN.COM – Kata ”filsafat” berasal dari kata philo yang berarti mencintai dan sophia yang berarti kebijaksanaan, secara etimologis filsafat berarti pecinta kebijaksanaan. Inilah mengapa kebijaksanaan menjadi tujuan hidup para filsuf. Namun, untuk menjadi bijaksana seorang filsuf harus mengetahui banyak hal, dan demikianlah seorang filsuf pasti akan menghabiskan hidupnya untuk pengetahuan. Dari situ, kadang kita membayangkan bahwa berfilsafat sebagaimana dilakukan para filsuf adalah hal yang rumit. Oleh sebab itu, kita pun beranggapan bahwa hanya filsuflah yang bisa menjadi bijaksana.

Namun, sebenarnya hal tersebut tidaklah benar karena pada dasarnya filsafat adalah ilmu bertanya. Berfilsafat selalu dimulai dengan mengamati sesuatu dengan rasa kagum, dan menindaklanjuti pengamatan tersebut dengan bertanya.  Bisa dimulai dengan hal-hal di sekitar kita seperti: ”Mengapa daun itu jatuh?”, ”Mengapa langit berwarna biru?”, ”Mengapa api itu panas?”, ”Mengapa kayu itu keras?”, ”Mengapa ada penderitaan?”, ”Mengapa ada orang miskin?”, dan masih banyak lagi.

Ada banyak hal yang bisa kita tanyakan. Dari hal sederhana dan terlihat jelas, sampai hal rumit dan tidak terlihat mata. Intinya adalah mengagumi dan bertanya, lalu bertanya untuk kemudian mengetahui. Demikianlah menjadi filsuf bukan pertama-tama soal kemampuan, namun kemauan untuk mengamati, bertanya, dan berpikir. Tuhan memberi kita indra untuk mencerap berbagai hal dan membuat kita kagum, sekaligus memperlengkapi kita dengan budi untuk berpikir dan memahami.

Dengan demikian, menjadi filsuf adalah kemauan untuk tahu dan paham. Bila kita mau, kita tahu, dan bila kita tahu, kita mampu. Dan bila kita mampu, kita menjadi bijaksana. Sebenarnya semua orang bisa menjadi filsuf, semua orang bisa menjadi bijaksana, dan semua orang bijaksana bisa mengatasi semua persoalannya.

Nah, mari kita belajar bertanya?

Editor: ymindrasmoro

Emai: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Sabar Subekti