Belajar dari Nyah Miing
SATUHARAPAN.COM – Nyah Miing adalah sosok ibu rumah tangga biasa, pengusaha luar biasa, dan pendidik keluarga yang istimewa. Sekalipun janda, penjual bubur depan rumah pinggir jalan ini terbilang sukses dalam mengentaskan keempat orang anaknya.
Dia tidak berpendidikan tinggi, namun memiliki daya usaha dari orangtuanya. Semula dia menggantungkan hidup pada suami tercinta. Tetapi, petaka yang menimpa suami, benar-benar mengubah seluruh kehidupannya.
Ketrampilan yang biasa dilakukan dalam mengelola pendapatan suami, demi mencukupi kebutuhan keluarga setiap bulan, adalah membuat menu sarapan bubur panas setiap pagi. Menu favorit keluarga ini kemudian dikembangkan menjadi menu tetangga, ketika orang lain juga butuh sarapan pagi. Awalnya, dengan dibantu anak-anaknya, ia menyediakan menu bubur ketan kinca dari gula merah dan bubur terik gurih berisi tahu dan telur.
Lama kelamaan, atas permintaan pembeli dan demi pengembangan usaha, ia memindahkan warung terbuka di pinggir jalan depan rumah, ke ruang tamu dan terasnya, sehingga pembeli merasa lebih nyaman. Menu pun dikembangkan, ditambah dengan bubur ayam, bubur tumpang pedas berisi tahu dan koyor otot sapi, serta nasi gudangan, beserta dengan berbagai lauk pauknya. Jam kerja yang semula hanya 05.00 – 08.00, kini buka sampai 14.00, sehingga perlu menambah tenaga dua orang untuk membantu.
Sore dan malamnya, dimanfaatkan untuk istirahat, menyiapkan menu besok, mendampingi anak-anak belajar, dan mengikuti kegiatan sosial keagamaan. Semua berjalan baik, hingga ke empat anaknya dewasa, mandiri, dan semuanya kini sudah menjadi sarjana.
Apa yang menjadi rahasia dibalik sukses kehidupannya? ”Selain Tuhan, ada dua pribadi yang memberi inspirasi saya. Pertama, Ibu saya. Kedua, Lydia, seorang penjual kain ungu dari Tiatira yang sukses menjadi pengusaha perempuan, sekaligus menjadi ibu rumah tangga yang baik, dan aktivis sosial yang inspiratif,” ungkapnya pelan.
Tentu masih banyak sosok seperti Nyah Miing yang telah berjuang bagi keluarganya. Mereka bekerja tanpa pamrih. Bagai mentari, mengutip SM Muchtar, hanya memberi tak harap kembali.
Selamat Hari Ibu!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...