Belajar dari Patung Pahlawan
Semua warga bangsa dapat memberi kontribusi bagi negaranya.
SATUHARAPAN.COM – Di Lapangan Pancasila Salatiga berdiri kokoh tiga patung Pahlawan Nasional asal Salatiga, Brigadir Jendral Sudiarto, Laksamana Madya Yosaphat Soedarso, dan Marsekal Muda Agustinus Adisutjipto.
Agustinus Adisutjipto gugur pada 29 Juli 1947. Pada tanggal tersebut, pagi hari, penerbang TNI AU: Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani, dan Kadet Sutarjo Sigit—dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei—berhasil melakukan pengeboman ke kubu pertahanan Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa. Siangnya, Belanda melakukan pembalasan dengan menggunakan pesawat militer Kittyhawk melampiaskan kekesalannya dengan menembak jatuh pesawat sipil DAKOTA VT-CLA di Ngoto, Yogyakarta. Pesawat yang disewa pemerintah Indonesia untuk membawa bantuan obat-obatan Palang Merah Malaya ini ditembak jatuh, sehingga mengakibatkan Adisutjipto, Abdurahman Saleh, dan Adisumarmo gugur sebagai bunga bangsa. Itu sebabnya, setiap 29 Juli diperingati sebagai Hari Bhakti TNI AU.
Di kota asalnya, nama Adisucipto diabadikan sebagai nama jalan, antara Jalan Kartini hingga Lapangan Pancasila. Pemkot Salatiga mengabadikannya dalam bentuk Tiga Patung Pahlawan. Tak banyak warga kota Salatiga yang tahu.
Ketika bertanya kepada anak-anak yang berada di situ, mereka pun menjawab, ”lupa.” Lalu, kami pun belajar bersama, ya jangan sampai mereka yang suka berfoto bersama kawan-kawan, ataupun selfie di depannya, tidak tahu tentang pahlawannya.
Dengan cara demikian mereka bisa belajar bahwa, pertama kota kecil seperti Salatiga pun bisa mempersembahkan tiga putra terbaiknya kepada ibu pertiwi, sebagai Pahlawan Nasional. Itu berarti, seluruh wilayah Nusantara dapat memberi sumbangsih terbaik bagi Negara Indonesia. Kedua, Ketiga pahlawan itu datang dari Angkatan Darat, Laut, dan Udara. Semua pihak ikut berkontribusi bagi NKRI, sehingga tidak boleh ada diskriminasi. Ketiga, Mereka berasal dari berbagai agama. Artinya, semua warga bangsa dapat memberi kontribusi bagi negaranya. Para pahlawan Indonesia berasal dari aneka ras, agama, suku, dan antargolongan. Yang penting semua rela mengorbankan jiwa raganya dan mendedikasikan hidupnya bagi Indonesia.
Selamat ber-Hari Bhakti TNI AU. Selamat berbakti bagi Indonesia.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Berjaya di Kota Jakarta Pusat, Paduan Suara SDK 1 PENABUR Be...
Jakarta, Satuharapan.com, Gedung Pusat Pelatihan Seni Budaya Muhammad Mashabi Jakarta Pusat menjadi ...