Belajar Kepada ACC
ACC memilih menjadi jurnalis agar dapat menyuarakan para penderita microcephaly.
SATUHARAPAN.COM – ACC (Ana Carolina Caceres) adalah sosok jurnalis perempuan asal Brasil, yang lahir dengan kondisi microcephaly, yakni suatu kelainan yang membuat bentuk kepala bayi mengecil. Microcephaly, diduga terkait dengan virus Zika, yang menghambat perkembangan otak, sehingga kepala bayi cenderung mengecil.
ACC sangat prihatin dengan pandangan keliru dari masyarakat yang menganggap bahwa penderita microcephaly tidak memiliki harapan hidup dan masa depan. Bahkan, sejumlah aktivis Brasil sedang mendesak Mahkamah Agung Brasil untuk mengizinkan aborsi dalam kasus-kasus microcephaly.
ACC pun membeberkan kisahnya, ketika dilahirkan, dokter mengatakan bahwa dirinya tidak punya kesempatan untuk bertahan hidup, ”Dia tidak bisa berjalan, dia tidak bisa berbicara, dan dari waktu ke waktu dia akan memasuki masa lumpuh sampai dia meninggal.”
Tetapi, vonis dokter itu ternyata keliru. ”Buktinya, saya tumbuh dewasa, mengecap pendidikan di sekolah hingga universitas. Saya kini menjadi wartawan dan juga menulis sebuah blog,” tegas Ana.
ACC memilih menjadi jurnalis agar dapat menyuarakan para penderita microcephaly, melawan pandangan keliru masyarakat, termasuk pandangan Menteri Kesehatan Brasil: ”Brasil akan memiliki ’genarasi yang rusak’ karena microcephaly.” Menurut ACC, yang rusak adalah pernyataan menteri kesehatannya.
”Di Indonesia baru ditemukan satu orang saja, belum ada yang lain. Kami periksa dari ratusan orang yang menderita demam. Penderita Virus Zika itu pun kini sudah sembuh. Virus Zika tidak separah demam berdarah, meski memiliki banyak kesamaan gejala, mulai dari bintik merah, demam, nyeri sendi, nyeri otot, dan radang. Zika bisa sembuh dalam tujuh hari saja,” kata Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek saat memberikan keterangan di kompleks Istana Merdeka, Februari 2016 lalu.
Orangtua harus berani memberi kesempatan anak-anaknya untuk mempertahankan hidup, bukan mengaborsi, dan mengobatinya. ACC menjalani operasi lima kali dan mengonsumsi obat-obatan hingga berusia dua belas tahun. Kini sukses menjadi sarjana, jurnalis, dan pemain biola. Memang tidak mudah, tetapi butuh perjuangan keras, dan dukungan semua pihak.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...