Bitter Orange
Buah seperti apakah kita?
SATUHARAPAN.COM – Dalam profile picture media sosial seorang teman tergambar dirinya di bawah pohon jeruk yang penuh buah. Kombinasi oranye dan hijau daunnya begitu memikat mata, apalagi disajikan dengan pemandangan jalanan apik di sekitarnya.
”Ini dimana?” ketik saya, bertanya kepadanya.
”Ini di Yunani, sepanjang jalan penuh pohon jeruk, tapi rasanya pahit… tidak bisa dimakan,” balasnya.
Sepulangnya dari liburan, saya menanyakan tentang pohon jeruk yang memikat tersebut. ”Sangat cantik, tapi betul-betul pahit!” tegasnya.
Beberapa minggu sebelumnya, saya dan kawan-kawan, dalam rangka mencari gambar pohon buah untuk suatu proyek, mendatangi sebuah kebun buah pribadi. Lahan yang luas tersebut berisi berbagai macam pohon buah, dari rambutan, nangka, pepaya, kelengkeng, manggis, jambu, durian, sirsak, buah naga, bahkan buah ara pun ada. Sambil berkeliling, kadang kami memetik buah-buahan yang bergelantungan tersebut dan rasanya sangat manis. Namun, sepulang dari acara itu, kesan yang didapat adalah gambar-gambarnya semua tampak umum dan biasa.
Dua kejadian yang bertolak belakang ini menjadi pelajaran berharga bagi saya. Bagaimana saya dengan mudahnya terpikat pada bitter orange dengan warnanya yang semarak padahal pahit, dibanding dengan buah-buahan lain walaupun saya sudah merasakan kemanisannya. Apakah jangan-jangan hal ini juga yang terjadi dalam diri kita? mudah terpikat pada tampak luar dibandingkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui baik, namun terlihat biasa saja? Pengalaman ini juga membuat saya mereka-reka, jika saya adalah buah… buah apakah yang mendeskripsikan saya?
”Komunitas yang paling mudah menggoyahkan iman seorang Kristen adalah komunitas gereja,” kata seorang pembimbing PA kelompok kecil saya. ”Karena,” jelasnya, ”komunitas kristiani yang memahami prinsip-prinsip kasih, yang katanya saling menerima perbedaan, membangun, namun ternyata yang terjadi kadang sebaliknya, egoisme, enggak peduli, menjatuhkan orang yang dianggap berbeda. Ada perbedaan nyata antara yang dilantunkan dengan yang dilakukan.”
Belajar dari bermacam-macam buah. Buah seperti apakah kita? apakah kita adalah durian yang manis, namun berduri tajam; sirsak yang berkhasiat, namun bentuknya tidak rata, atau bitter orange yang memesona, namun menimbulkan kepahitan bagi orang yang mencicipinya?
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...