Belanda Batalkan Misi Bersenjata di Lokasi Kecelakan MH17
GRABOVE , SATUHARAPAN.COM - Belanda membatalkan rencana pengiriman misi internasional bersenjata, untuk mengamankan lokasi kecelakaan pesawat MH17, khawatir timnya akan terseret dalam konflik di timur Ukraina.
Otoritas Belanda memimpin penyelidikan jatuhnya pesawat Malaysia Airlines yang membawa 298 orang. Bersama Australia awalnya mereka berencana mengirim pertugas bersenjata, tapi Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengumumkan pembatalan operasi itu.
"Kami menarik kesimpulan mengirimkan kekuatan militer untuk misi internasional di daerah ini tidak realistis," ungkap Rutte kepada wartawan di Den Haag. Dia menyebutkan keberadaan separatis bersenjata, dan kedekatan wilayah dengan perbatasan Rusia sebagai salah satu penyebab pembatalan.
"Bersama mitra internasional, kami menarik kesimpulan adanya risiko nyata misi internasional bersenjata akan terseret dalam konflik di Ukraina," tambahnya.
Bahkan petugas tidak bersenjata yang dikirim oleh Australia dan Belanda, akhirnya membatalkan kunjungan mereka ke lokasi MH17 pada Minggu ,(27/7), setelah pasukan pemerintah mengebom kota-kota tidak jauh dari lokasi kecelakaan
Sebuah tim kecil sempat melakukan perjalanan untuk menganalisis situasi, tapi "membatalkannya karena kekhawatiran keamanan" setelah melihat penggunaan senjata berat, ungkap Alexander Hug, wakil kepala pengawas misi khusus badan keamanan Eropa OSCE di Ukraina. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...