Belanda Gandakan Penampungan Pengungsi
AMSTERDAM, SATUHARAPAN.COM - Belanda akan menggandakan kapasitas penampungan bagi puluhan ribu pencari suaka dalam sebuah kesepakatan dengan pemerintah setempat, kata para pejabat hari Jumat (27/11) di tengah krisis pengungsi yang sedang berkembang di Eropa.
Sekitar 24.000 tempat akan tersedia untuk orang-orang yang telah diberikan tempat tinggal di negara itu, sementara akan disediakan tempat bagi 42.500 pencari suaka baru.
Ratusan ribu orang melarikan diri perang dan kemiskinan yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika, telah mencapai pantai Eropa dalam beberapa bulan terakhir.
Sekitar 46.000 orang sudah ditampung di tempat penampungan pencari suaka di Belanda, dan total sekitar 60.000 pengungsi diperkirakan telah tiba di negara itu pada akhir tahun ini.
"Pemerintah dan pemerintah daerah telah mencapai kesepakatan untuk menghadapi masalah perumahan, pendidikan dan integrasi terkait dengan aliran pencari suaka ke Belanda," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
Lebih banyak dana yang disediakan untuk pemerintah daerah untuk membantu mengintegrasikan para imigran baru. Solusi jangka pendek juga sedang diusahakan untuk memastikan anak-anak masih bisa mendapatkan pendidikan.
Uni Eropa Bisa Runtuh
Masalah imigrasi telah menimbulkan perdebatan tajam di Belanda dalam beberapa bulan terakhir, meskipun penduduk negeri ini sebagian besar dikenal toleran, dan merupakan masyarakat multikultural.
Perdebatan lokal dan nasional tentang bagaimana menangani krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II telah menimbulkan ketegangan dan makin emosional, ditandai dengan keluarnya penghinaan dan ancaman.
Dengan naiknya gelombang ketidakpuasan, Partai Kebebasan yang anti-imigran pimpinan Geert Wilders telah menjadi lebih popular, bahkan melambung ke rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.
Koalisi Buruh –Liberal yang berkuasa memiliki pandangan tajam yang berbeda tentang bagaimana menangani krisis pengungsi. Namun tujuannnya lebih untuk memastikan bahwa negara tidak melihat sebagai pemberian yang menguntungkan, dan dengan mudah memberi mereka yang melintasi perbatasan.
Pejabat pemerintah menekankan bahwa akomodasi yang tersedia akan lebih sederhana dan "biaya bagi masyarakat akan dibatasi."
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, sebagaimana dikutip oleh Financial Times hari Kamis (26/11) mengatakan bahwa persatuan Eropa bisa runtuh seperti "Kekaisaran Romawi" karena krisis ini.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...