Belanda Selidiki Kemungkinan Melewatkan Peringatan Israel Akan Ancaman Kerusuhan
AMSTERDAM, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Belanda sedang menyelidiki apakah kemungkinan tanda-tanda peringatan dari Israel terlewat dalam peristiwa-peristiwa menjelang serangan pekan ini terhadap penggemar sepak bola Israel, kata Menteri Kehakiman, David van Weel, dalam sebuah surat kepada Parlemen.
"Penyelidikan masih dilakukan terhadap kemungkinan tanda-tanda peringatan dari Israel," kata Van Weel dalam suratnya pada hari Jumat (8/11) malam.
Setidaknya lima orang terluka selama serangan pada Kamis (8/11) malam dan dirawat di rumah sakit. Semuanya telah dipulangkan pada Jumat malam. Insiden itu membuat khawatir para penggemar tim sepak bola Maccabi Tel Aviv yang sedang berkunjung.
Polisi pada hari Sabtu (9/11) mengatakan empat orang masih ditahan dari 63 orang yang awalnya ditahan.
“Kejaksaan Umum telah menyatakan bahwa mereka bermaksud menerapkan keadilan jalur cepat sebisa mungkin,” kata Van Weel, seraya menambahkan bahwa “prioritas utama” adalah mengidentifikasi setiap tersangka.
Ia mengatakan penyelidikan juga akan memeriksa apakah serangan itu terorganisasi, dengan motif antisemit.
Para pemimpin politik telah mengecam serangan itu sebagai antisemit. Perdana Menteri Belanda, Dick Schoof, mengatakan pada hari Jumat (8/11) bahwa ia “ngeri dengan serangan antisemit terhadap warga Israel” dan telah meyakinkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melalui telepon bahwa “para pelaku akan diidentifikasi dan dituntut.”
Israel mengirim pesawat tambahan ke Belanda untuk memulangkan para penggemar, tetapi seorang juru bicara pemerintah Belanda tidak dapat segera mengonfirmasi berapa banyak orang yang memanfaatkannya.
Video di media sosial tentang apa yang terjadi menunjukkan polisi anti huru-hara beraksi, dengan beberapa penyerang meneriakkan hinaan anti Israel. Rekaman juga menunjukkan pendukung Maccabi Tel Aviv meneriakkan slogan-slogan anti Arab sebelum pertandingan Kamis malam.
Amsterdam melarang demonstrasi sepanjang akhir pekan dan memberi polisi kewenangan darurat untuk menghentikan dan menggeledah sebagai respons atas kerusuhan tersebut.
Insiden anti semitisme telah meningkat di Belanda sejak Israel melancarkan serangannya ke daerah kantong Palestina di Gaza setelah serangan terhadap Israel oleh militan Hamas pada Oktober tahun lalu, dengan banyak organisasi dan sekolah Yahudi melaporkan ancaman dan surat kebencian.
Pemimpin Israel, Belanda, dan Eropa mengutuk bentrokan "anti semitisme" yang meletus di Amsterdam semalam setelah pertandingan sepak bola Liga Europa, dengan wali kota kota tersebut merinci serangan yang ditargetkan.
Kekerasan berkobar setelah pertandingan antara tim tuan rumah Ajax dan Maccabi Tel Aviv yang dimenangkan Ajax dengan skor 5-0.
Lima orang dirawat di rumah sakit dan 62 orang ditangkap akibat bentrokan tersebut, kata polisi.
Wali kota Amsterdam, Femke Halsema, mengatakan kekerasan tersebut merupakan "ledakan" antisemitisme yang "sudah lama tidak terlihat."
Dia menggambarkan serangan "tabrak lari" terhadap pendukung Maccabi, dengan "para perusuh skuter" mencari penggemar Israel.
"Para pria di atas skuter berkeliling kota mencari penggemar sepak bola Israel. Itu adalah tabrak lari. Saya dapat dengan mudah memahami bahwa ini mengingatkan kita pada pogrom," kata Halsema.
Dia menambahkan: "Kota kita telah rusak parah. Budaya Yahudi telah sangat terancam. Ini adalah ledakan antisemitisme yang saya harap tidak akan pernah terjadi lagi."
Keamanan Diperketat
Wali kota mengumumkan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat termasuk larangan sementara terhadap protes.
Pejabat Amsterdam mengatakan sebelumnya bahwa "polisi antihuru-hara harus turun tangan beberapa kali, melindungi pendukung Israel dan mengawal mereka ke hotel."
Bentrokan telah dimulai pada hari Rabu (6/11), 24 jam sebelum pertandingan. Juru bicara polisi Peter Holla mengatakan telah terjadi "insiden di kedua belah pihak" pada Rabu malam.
Dia menambahkan: "Para pendukung Maccabi mencopot bendera dari fasad di Rokin dan mereka menghancurkan sebuah taksi. Bendera Palestina dibakar di Dam."
Presiden Israel, Isaac Herzog, mengutuk bentrokan tersebut dan mengatakan bahwa "gambar-gambar mengejutkan" dari sebuah "pogrom" mengingatkan kita pada serangan Hamas tahun lalu terhadap Israel.
"Kami melihat dengan ngeri pagi ini, gambar-gambar dan video-video mengejutkan yang sejak 7 Oktober, kami harapkan tidak akan pernah terjadi lagi: pogrom antisemit yang saat ini sedang berlangsung terhadap para penggemar Maccabi Tel Aviv dan warga Israel di jantung kota Amsterdam, Belanda," kata Herzog di X.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan dua pesawat dikirim ke Belanda untuk membawa pulang para penggemar Israel.
Militer Israel mengatakan telah melarang semua personelnya untuk bepergian ke Belanda sampai pemberitahuan lebih lanjut sebagai tanggapan atas kekerasan tersebut.
Perdana Menteri Belanda, Dick Schoof, mengecam "serangan antisemit yang sama sekali tidak dapat diterima terhadap warga Israel."
"Saya mengikuti liputan dari Amsterdam dengan ngeri," tulis Schoof di X, seraya menambahkan bahwa ia telah berbicara dengan Netanyahu untuk meyakinkannya bahwa "para pelaku akandilacak dan dituntut.”
Kantor Netanyahu mengatakan bahwa ia memberi tahu Schoof bahwa ia “memandang serangan antisemit yang direncanakan terhadap warga negara Israel dengan sangat serius dan meminta peningkatan keamanan bagi komunitas Yahudi di Belanda.”
Kepala Uni Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan bahwa ia “marah” dengan “serangan keji yang menargetkan warga negara Israel di Amsterdam.”
“Saya sangat mengutuk tindakan yang tidak dapat diterima ini,” tulis von der Leyen di X. “Antisemitisme sama sekali tidak memiliki tempat di Eropa. Dan kami bertekad untuk melawan segala bentuk kebencian,” tambahnya.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut kekerasan itu “sangat meresahkan” sementara menteri luar negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengatakan itu “mengerikan” dan “sangat memalukan.”
Saat-saat Tergelap Dalam Sejarah
“Kekerasan terhadap warga negara Israel di Amsterdam mengingatkan kita pada saat-saat tergelap dalam sejarah. Saya mengutuk keras hal itu dan menyampaikan simpati saya kepada mereka yang terluka,” kata Presiden Prancis, Emmanuel Macron, di X.
Dalam adegan yang memperlihatkan ketegangan, video yang tidak terverifikasi di media sosial yang konon direkam pada hari Kamis tampak memperlihatkan beberapa penggemar Maccabi meneriakkan dalam bahasa Ibrani: “Habisi orang Arab! Kami akan menang!”
Otoritas Israel mendesak warga mereka di Amsterdam untuk tetap tinggal di hotel dan menghindari menunjukkan simbol-simbol Israel atau Yahudi jika mereka pergi keluar.
Menteri luar negeri Israel yang baru, Gideon Saar, mengatakan bahwa ia telah meminta bantuan pemerintah Belanda untuk memastikan warga Israel dapat keluar dengan aman dari hotel mereka ke bandara untuk menaiki penerbangan penyelamatan.
Unjuk rasa pro Palestina yang menentang kunjungan klub sepak bola Israel tersebut awalnya dijadwalkan berlangsung di dekat stadion pada hari Kamis, tetapi dipindahkan oleh dewan kota Amsterdam karena alasan keamanan.
Dalam potensi titik api lain yang terkait dengan sepak bola, Prancis dijadwalkan bermain melawan Israel di Paris pada hari Kamis mendatang. Menteri dalam negeri Prancis mengatakan pertandingan akan tetap berlangsung sesuai rencana.
Kekerasan di Amsterdam terjadi dengan sentimen anti Israel dan tindakan antisemit yang dilaporkan meningkat di seluruh dunia saat Israel melancarkan perang melawan militan yang didukung Iran di Lebanon dan Gaza, yang telah mengakibatkan banyak korban sipil. (Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...