Belarusia Berupaya Tangkap Pemimpin Oposisi Yang Melarikan Diri
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Belarusia berupaya menangkap pemimpin oposisi yang diasingkan, Sviatlana Tsikhanouskaya, karena membahayakan keamanan nasional. Dia menyerukan pemogokan umum jika presiden tidak menyerah pada tuntutan pengunjuk rasa untuk mundur.
Seorang pejabat senior polisi mengatakan di televisi hari Jumat (16/10) bahwa petugas akan menggunakan senjata api jika diperlukan terhadap para pengunjuk rasa menjelang protes besar mingguan berikutnya pada hari Minggu (18/10).
"Kami tentu saja akan menggunakan senjata secara manusiawi untuk melawan mereka, termasuk senjata api, dan kami akan menyingkirkan yang paling berbahaya dari jalan-jalan," kata Nikolai Karpenkov, kepala unit polisi yang bertugas memerangi kejahatan terorganisir dan korupsi.
Tsikhanouskaya melarikan diri ke negara tetangga Lithuania tak lama setelah mempermasalahkan hasil pemilu pada 9 Agustus yang memberikan kemenangan kepada pemimpin lama Alexander Lukashenko. Dia menantangnya di kotak suara menggantikan suaminya setelah dia ditangkap.
Sementara para pendukungnya terus mengadakan protes massal meskipun ada tindakan keras oleh polisi dan ribuan orang ditangkap. Dia mendesak para pemimpin politik Eropa untuk menengahi.
Pada hari Selasa (13/10), Tsikhanouskaya menetapkan batas waktu 25 Oktober bagi Lukashenko untuk mundur atau menghadapi serangan nasional yang akan melumpuhkan negara itu setelah pasukan keamanan pertama kali mengancam akan menggunakan senjata tempur di jalan-jalan.
Komite Investigasi Belarusia, sebuah badan penegakan hukum, mengatakan pihaknya telah menempatkan Tsikhanouskaya dalam daftar buron, karena secara terbuka menyerukan tindakan yang berusaha merusak keamanan nasional.
Gitanas Nauseda, Presiden Lituania, yang bertetangga dengan Belarusia, mengecam tindakan tersebut dan meminta sesama anggota Uni Eropa untuk mendukungnya. Dia menyerukan UE untuk tetap bersatu dan membuka pintu untuk Tsikhanouskaya.
Pasukan keamanan Belarusia telah menahan lebih dari 13.000 orang selama tindakan keras pasca pemilihan, beberapa di antara mereka kemudian dibebaskan. Lawan politik utama Lukashenko ada di penjara atau melarikan diri ke luar negeri.
“Ini (langkah untuk menempatkan Tsikhanouskaya dalam daftar buron) tidak mengejutkan siapa pun. Jelas rezim tidak memiliki cara hukum untuk mempertahankan kekuasaan," kata Anna Krasulina, juru bicara pemimpin oposisi. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, Dipecat oleh Parlemen
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Majelis Nasional Korea Selatan pada hari Sabtu (14/12) melalui pemungutan sua...