Belarusia Tahan 380 Demonstran Penentang Lukashenko
MINSK, SATUHARAPAN.COM-Polisi Belarusia menahan lebih dari 380 orang pada hari Minggu (8/11), menurut sebuah kelompok hak asasi manusia, ketika ribuan orang turun ke jalan dalam demonstrasi terbaru menentang terpilihnya kembali orang kuat Alexander Lukashenko.
Selama tiga bulan berturut-turut, puluhan ribu pengunjuk rasa berdemonstrasi di Belarusia pada hari Minggu untuk menuntut pengunduran diri presiden setelah pemilihan yang menurut para kritikus dicurangi.
Pihak oposisi percaya bahwa Svetlana Tikhanovskaya, seorang pemula politik yang mencalonkan diri melawan Lukashenko dalam pemungutan suara pada 9 Agustus, adalah pemenang sebenarnya dalam pemilihan tersebut.
Pada hari Minggu, beberapa ribu pengunjuk rasa, banyak yang membawa bendera oposisi merah-putih, berbaris di jalan-jalan di pusat kota Minsk.
Media lokal melaporkan kehadiran polisi dalam jumlah besar, dengan kelompok hak asasi manusia, Viasna, mengatakan bahwa setidaknya 380 orang telah ditahan di ibu kota Minsk dan kota-kota lain.
Atlet Olimpiade dan Miss Belarusia
Atlet decathlet Olimpiade, Andrei Kravchenko, dan pemenang kontes Miss Belarusia 2008, Olga Khizhinkova, termasuk di antara mereka yang ditahan, menurut situs berita Tut.by.
Dari pengasingannya di Lithuania, Tikhanovskaya mengatakan protes akan berlanjut "sampai ada kemenangan" dan bahwa 90 hari terakhir telah menunjukkan kepada pihak berwenang bahwa mereka telah "kehilangan legitimasi dan kekuasaan."
Tikhanovskaya, 38, mendapat dukungan dari beberapa pemimpin Barat, yang menolak mengakui hasil pemilu. Pada hari Sabtu, Tikhanovskaya mengucapkan selamat kepada Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, dan berharap keduanya dapat segera bertemu.
Biden dari Partai Demokrat sebelumnya telah menyuarakan dukungan untuk oposisi Belarusia dan berjanji akan memperluas sanksi terhadap rezim Lukashenko.
Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi kepada Lukashenko, 66 tahun, dan beberapa sekutunya atas kecurangan dan kekerasan oleh polisi.
Protes sebelumnya di Minsk disambut dengan tindakan keras brutal oleh polisi yang menggunakan granat kejut dan peluru karet untuk membubarkan pertemuan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...