Beluntas, Menghilangkan Bau Badan Tak Sedap
SATUHARAPAN.COM – Beluntas? Tidak banyak orang, terutama di kota-kota besar, yang mengenal tumbuhan ini, apalagi anak-anak muda. Daun beluntas yang secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat herbal penghilang bau keringat tidak sedap ini, dapat dikembangkan menjadi pengganti deodoran yang murah, tanpa efek samping.
Beluntas adalah tumbuhan asli Asia dan Australia, yang kemudian menyebar ke wilayah negara kepulauan di Pasifik, baik sebagai tanaman introduksi ataupun spesies invasif.
Di Indonesia, beluntas, seperti dapat dibaca di Wikipedia, dikenal dengan nama daerah yang berbeda-beda, seperti luntas (Jawa), baluntas (Madura), beluntas (Melayu), baluntas, baruntas (Sunda), lamutasa (Makassar), lenabou (Timor). Di Tiongkok daratan, tumbuhan ini dikenal dengan nama luan yi, sementara di Vietnam disebut phatpai.
Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini juga dikenal dengan bermacam nama, yakni indian camphorweed, indian fleabane, atau indian pluchea. Dan, nama yang demikian banyak itu disatukan oleh nama ilmiah Pluchea indica, (L.) Less, dengan sinonim Baccharis indica, L.
Dr A Seno Sastroamidjojo dalam bukunya, Obat Asli Indonesia, menyebutkan daun beluntas yang direbus sejak lama dimanfaatkan sebagai obat sakit demam dan obat borok. Daun yang ditumbuk, juga dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk mengatasi bau keringat dan bau mulut yang tidak sedap (aromatikum).
Nurul Mutmainnah dan Rizal Babil Yasari Akbar, melalui karya “Pemanfaatan Tumbuhan Beluntas (Pluchea indica L. Less) sebagai Teh Penghilang Bau Badan Pengganti Deodorant” (Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2011), menjelaskan beluntas adalah tumbuhan semak yang bercabang banyak. Umumnya tumbuhan ini ditanam sebagai tanaman pagar atau bahkan tumbuh liar. Tingginya bisa mencapai tiga meter apabila tidak dipangkas.
Daun beluntas bertangkai pendek, berbentuk bulat telur, letaknya berselang-seling. Warnanya hijau terang, dengan tepi daunnya bergerigi.
Wikipedia menyebutkan, bunga beluntas keluar di ujung cabang dan ketiak daun, berbentuk bunga bonggol, bergagang atau duduk, dan berwarna ungu. Buahnya berbentuk mirip gasing, berwarna cokelat dengan bersudut putih.
Beluntas dapat tumbuh di daerah kering, di tanah yang keras dan berbatu, di daerah dataran rendah hingga daerah sejuk berketinggian 1.000 meter dari permukaan laut. Perbanyakannya dapat dilakukan dengan setek batang yang cukup tua.
Daun beluntas dapat dikonsumsi sebagai lalapan, baik disantap mentah atau dikukus terlebih dulu. Daun beluntas di beberapa wilayah dijadikan campuran masakan botok.
Beluntas mengandung alkaloid, tannin, natrium, minyak atsiri, kalsium, flafonoida, magnesium, dan fosfor yang bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan, peluruh keringat, membantu pencernaan, pereda demam, dan penyegar.
Melihat potensi sebagai penghilang bau keringat ini, Nurul Mutmainnah dan Rizal Babil Yasari Akbar menawarkan pemanfaatan tanaman beluntas sebagai teh. Nurul dan Rizal menyebutkan teh merupakan minuman terpopuler di dunia dan berada pada urutan kedua setelah air. Mengingat kandungan yang dapat menghilangkan bau badan, maka teh beluntas sebagai penghilang bau badan tidak sedap dapat menjadi alternatif untuk tidak menggunakan deodoran secara rutin.
Berikut variasi cara pemakaian ramuan herbal beluntas seperti dituliskan Nurul dan Rizal, yang sebelumnya pernah ditawarkan untuk berbagai jenis penyakit:
Pada gangguan pencernaan pada anak-anak, daun cukup dicampurkan pada bubur atau nasi tim.
Pada TBC kelenjar leher, daun beluntas dicampur dengan batang dan gelatin dari kulit sapi, Laminaria japonica (rumput laut), ditim hingga lunak.
Mengatasi nyeri rematik, dilakukan dengan merebus 15 gr akar beluntas dan meminumnya.
Daun yang direbus, atau diseduh sebagai teh, lalu diminum, seperti dikutip dari iptek.net.id, dapat menjadi peluruh keringat atau menurunkan panas.
Editor : Sotyati
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...