Jombang, Harapan bagi Penderita Kanker
SATUHARAPAN.COM – Tumbuhan ini tumbuhan asli Asia Barat dan Eropa, yang menyebar ke seluruh Amerika dengan sukses, sebagai tanaman pangan. Bahkan kemudian menyebar ke selatan Afrika, India, Australia, dan Selandia Baru. Pada dekade 90, para ahli mulai mengeksplorasi kandungan senyawanya untuk kemungkinan pengembangannya sebagai obat antikanker.
Tumbuhan yang masuk dalam keluarga kenikir ini dapat berkembang biak secara aseksual, tumbuh pesat dan liar di kawasan lereng gunung, lapangan, maupun di pinggir jalan yang berhawa sejuk.
Di Indonesia, tumbuhan bernama Inggris dandelion ini, disebut jombang, dan hampir tidak dimanfaatkan. Di Eropa dan Asia, jombang disajikan dalam menu masakan salad dalam bentuk mentah atau dimasak sup.
Tumbuhan yang memiliki nama ilmiah Taraxacum officinale F.H. Wigg ini, seperti ditulis Sri Sugati Syamsuhidayat dan Johnny Ria Hutapea dalam buku Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1991) yang dikeluarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, merupakan tumbuhan semak berumpun, berbatang semu atau tidak berbatang, dan memiliki akar tunggang. Daunnya tunggal berwarna hijau. Duduk daun membentuk roset akar, pangkalnya berpelepah, putih, dengan pertulangan menyirip.
Bunganya mirip bunga krisan, berbentuk majemuk, berumpun, bertangkai, berbulu jarang, tersusun seperti sisik, dengan mahkota bentuk cakram, pangkal rambut lebat, hijau muda. Buahnya berbentuk tabung putih. Biji berupa padi, pipih memanjang, berusuk berambut halus seperti beludru kuning. Merujuk pada bentuk bunga itu, jombang juga dikenal dalam bahasa Inggris blowballs atau clocks.
Pada satu sisi, jombang dianggap kalangan petani sebagai tumbuhan gulma atau tumbuhan pengganggu mengingat pertumbuhannya yang cepat. Sebaliknya, seperti dapat dibaca di Wikipedia, sejak lama orang memanfaatkan seluruh bagian tumbuhan jombang, mulai dari daun, batang, hingga akarnya. Jombang mempunyai rasa manis dan pahit.
Tumbuhan ini juga sejak lama dikenal sebagai obat herbal. Nama “officinalis” dari nama ilmiahnya, contohnya, merujuk pada khasiatnya sebagai obat herbal, diambil dari kata “opificina”, dan kemudian “officina”, yang berarti farmasi.
Sifat tanaman yang dingin itu berfungsi memperkuat hati (liver) dan lambung. Selain itu jombang juga berfungsi sebagai antibiotik, antiradang, menghilangkan bengkak, menghancurkan sumbatan, peluruh kencing (diurentik kuat), membersihkan panas dan racun, meningkatkan produksi empedu, antidiabetes.
Suku asli Amerika sejak lama memanfaatkan bunganya sebagai minuman anggur, daunnya untuk salad, dan akarnya yang dipanggang dan kemudian dihaluskan dimanfaatkan sebagai minuman pengganti kopi. Bunganya juga digunakan sebagai pewarna minuman.
Sri Kasianningsih, Ratih Hardika Pratama, Erlina Rivanti di situs resmi Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menuliskan, jombang mengandung polisakarida dalam jumlah banyak, terutama fruktosa dan inulin, dan dalam jumlah sedikit pektin, peptin, resin dan musilago, dan berbagai flavonoid.
Tumbuhan jombang juga mengandung asam kafeat, asam kicorat, pollinastanol, taraksasterol, tarakserol, flavosanthin, lutein 5,6-epoksida, isorhamnetin 3,7-diglukosida, ixerin D, deepoksineosanthin, 11-beta,13-dihidrolaktusin.
Berbagai penelitian menyebutkan jombang memiliki berbagai macam kegunaan antara lain sebagai antitumor. Di antaranya, penelitian SC Sigstedt dan timnya, pada 2008, berjudul “Evaluation of aqueous extracts of Taraxacum officinale on growth and invasion of breast and prostate cancer cells” yang dimuat di jurnal onkologi, menyebutkan ekstrak air daun jombang menurunkan pertumbuhan dari sel kanker payudara dan sel kanker prostat.
Editor : Sotyati
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...