Bengkulu Tanam 6.000 Batang Pohon Mangrove

BENGKULU, SATUHARAPAN.COM - Kepolisian Resort Kota (Polresta) Bengkulu bersama komunitas pecinta alam melaksanakan penanaman sebanyak 6.000 bibit pohon mangrove di kawasan Pelabuhan Pulai Baai, tepatnya di belakang Pertamina Bengkulu.
Kapolresta Bengkulu Kombes Pol Sudarno di Kota Bengkulu, Sabtu (22/3), menyebutkan bahwa kegiatan penanaman bibit pohon bersama dengan komunitas pecinta alam sebab mereka memiliki pengalaman dalam merawat bibit mangrove.
Sehingga, bibit tersebut nantinya akan dirawat oleh komunitas tersebut dan ditargetkan 5.000 bibit mangrove tersebut dapat hidup dan mengantisipasi terjadinya abrasi ataupun tsunami.
"Tujuan kegiatan ini untuk penghijauan, karena pohon mangrove ini salah satu penghasilan ozon terbaik untuk bumi. Memang jumlah yang ditanam baru sekitar 6.000 bibit, untuk itu kita ajak kerja sama komunitas pecinta alam yang punya pengalaman agar bibit yang ditanam bisa tumbuh," ujar dia.
Ia menyebutkan, dengan penanaman mangrove tersebut tidak hanya menghasilkan ozon dan penghijauan, tetapi juga sebagai pencegah abrasi dari gelombang air laut jika berada di kawasan pesisir pantai.
"Banyak manfaat yang didapat jika kawasan pesisir pantai ditumbuhi mangrove, bisa mencegah abrasi, bisa meningkatkan perekonomian jika dikelola dengan baik," katanya.
Wakil Wali Kota Bengkulu Ronny PL Tobing mendukung komunitas pecinta alam membangun pesisir pantai dengan penanaman mangrove di Kota Bengkulu.
Hal tersebut dilakukan, sebab wilayah yang hutan mangrove luas, mampu menghasilkan perekonomian yang baik untuk masyarakatnya melalui hasil laut hingga dimanfaatkan sektor pariwisata.
"Pohon mangrove bermanfaat bagi masyarakat sekitar, pemerintah kota Bengkulu akan mendukung komunitas pecinta alam, terutama dalam hal penanaman mangrove," terang dia.
Untuk itu, komunitas pecinta alam tersebut membentuk tim guna memantau perkembangan bibit mangrove yang sudah ditanam, dan pemantauan tersebut dilakukan selama enam bulan oleh tim, bibit akan dilihat perkembangannya setiap dua minggu sekali.
Jika dalam perkembangan tersebut ditemukan adanya bibit yang rusak maka dapat langsung diganti dengan yang baru.
Hal tersebut dilakukan agar tidak terganggu pasang surut air laut dan hewan kerbau, serta lokasi penanaman bibit dipagar menggunakan bambu.

Israel Klaim Telah Membunuh Kepala Intelijen Militer Hamas d...
JALUR GAZA, SATUHARAPAN.COM-Militer Israel mengatakan pada hari Jumat (21/3) bahwa mereka telah memb...