Bentrok Israel-Palestina, 3 Orang Tewas
Kekerasan meningkat antar Israel dan Palestina menyusul rancangan perdamaian Timur Tengah yang diajukan Trump dan einilai menguntungkan Israel.
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Terjadi peningkatan kekerasan antara Israel dan Palestina pada hari Kamis (6/2), dan menewaskan sedikitnya tiga warga Palestina serta belasan tentara Israel terluka dalam serangkaian serangan dan bentrokan. Ini terjadi sepekan setelah pemerintahan Donald Trump merilis rencana Perdamaian Timur Tengah.
Serentetan serangan baru menolak rencana itu yang dituduh menguntungkan Israel, dan memicu kekhawatiran kembalinya lingkaran kekerasan mematikan di masa lalu. Rancangan itu memicu seruan nasionalis Israel untuk mengambil bagian-bagian Tepi Barat, tanah yang diinginkan warga Palestina untuk negara mereka.
Kekerasan meletus lebih keras pada hari Kamis (6/2), di hari paling mematikan dalam beberapa bulan terakhir, menurut AP.
Pada pagi hari, seorang pengendara Palestina menabrakkan mobilnya ke sekelompok tentara Israel, melukai 12 orang sebelum melarikan diri dari tempat kejadian, kata militer Israel. Di Tepi Barat, dua warga Palestina tewas setelah bentrokan dengan pasukan Israel, menurut pejabat rumah sakit Palestina.
Dan kemudian, polisi Israel mengatakan mereka menembak dan membunuh seorang Palestina yang menembaki pasukannya di kota tua Yerusalem, dan melukai seorang perwira.
Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Jonathan Conricus, mengatakan salah satu dari 12 tentara yang terluka di Yerusalem terluka parah, yang lain luka ringan. Juru bicara kepolisian Israel, Micky Rosenfeld, mengatakan insiden itu diperlakukan sebagai "serangan teror," dan mengatakan pasukan Israel sedang mencari penyerang.
Para pejabat rumah sakit Palestina mengatakan seorang anak berusia 19 tahun tewas dalam bentrokan di kota Jenin, Tepi Barat. Enam lainnya terluka dalam konfrontasi. Dalam insiden terpisah di Jenin, seorang anggota pasukan keamanan Palestina yang ditembak oleh pasukan Israel kemudian meninggal.
Kekerasan itu terjadi hanya beberapa jam setelah pasukan Israel menembak dan membunuh seorang warga Palestina berusia 17 tahun dalam bentrokan dengan demonstran di tempat lain di Tepi Barat pada hari Rabu (5/2).
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji agar penyerang ditangkap. "Ini hanya masalah waktu, dan tidak banyak waktu," katanya dalam sebuah pernyataan.
Tindakan kekerasan seperti itu biasa terjadi di Yerusalem selama gelombang serangan hampir setiap hari selama dasawarsa terakhir, tetapi mereka meruncing dan serangan menarakkan mobil jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Conricus mengatakan tentara sedang melakukan pembongkaran sebuah rumah di Tepi Barat milik seorang militan yang diduga terlibat dalam serangan mematikan itu. Dia mengatakan ada "kerusuhan yang cukup besar" di tempat kejadian oleh warga Palestina yang melemparkan bom molotov ke pasukan, dan seorang penembak Palestina terbunuh.
Gubernur Jenin, Akram Rajoub, mengatakan korban berusia 19 tahun itu adalah seorang siswa di sebuah akademi yang melatih para perwira polisi, dia melemparkan batu ke arah pasukan.
Pada hari Kamis, Israel menyerang posisi Hamas di Jalur Gaza setelah tiga mortir ditembakkan ke Israel. Tidak ada laporan kerusakan dan korban di kedua sisi. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...