Bentrok Polisi Myanmar dan Massa Anti Kudeta, 26 Tewas
YANGON, SATUHARAPAN.COM-Telah berminggu-minggu demonstrasi anti kudeta digelar di berbagai kota Myanmar sebagai tindakan menentang kudeta militer pada 1 Februari lalu. Belum ada tanda-tanda krisis politik di negara itu akan mereda, demontrasi justru semakin banyak dan didukung warga, dan junta militer menggunakan kekuatan, bahkan dengan tembakan yang mematikan.
Pada demonstrasi hari Minggu (28/2) di beberapa kota dilaporkan bahwa sedikitnya 26 otang tewas akibat tembakan polisi anti huru-hara Myanmar, sementara sejumlah laporan menyebut 270 orang ditahan. Ada puluhan lainya yang dilaporkan mengalami luka-luka. Ini terjadi akibat bentrokan massa protes dan polisi serta militer Myanmar.
Kecaman dunia internasional, bahkan sejumlah negara menjatuhkan sanksi terhadap pejabat militer, tidak meredakan situasi. Militer tetap menganggap kudeta yang dilakukan sah menurut konstitusi atas protes klaim kecurangan pemilu November lalu. Sementara rakyat Myanmar menilai bahwa pemilu sah, dan klaim kecurangan tidak terbukti, serta ini sebagai perampasan kekuasaan pada pemerintah sipil hasil pemilu.
Sistuasi di Myanmar tampaknya akan semakin suram, dengan massa protes anti kudeta bukannya mereda karena ancaman militer, justru berjanji untuk menggelar aksi lebih banyak setidaknya pada hari Senin (1/3) ini.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...