Bentrokan di Filipina: Pemberontak Menyetujui Gencatan Senjata
MANILA, SATUHARAPAN.COM – Pemimpin kelompok pemberontak Muslim yang anggotanya menyerang tentara Filipina di kota Zamboanga setuju melakukan pembicaraan gencatan senjata. Wakil Presiden Jejomar Binay, yang berbicara dengan pemimpin pemberontak, Nur Misuari, mengatakan gencatan senjata yang diusulkan akan dimulai pada Sabtu (14/9).
Gencatan akan mengakhiri pengepungan lima hari oleh sekitar200 pemberontak separatis; yang juga menyandera setidaknya 100 warga. Lebih dari 22 orang tewas dalam bentrokan antara pemberontak dan pasukan pemerintah sejak para pemberontak berusaha menyusup kota pada hari Senin (8/9). Sekitar 15.000 warga telah mengungsi akibat konflik.
Tanpa Syarat
Wakil Presiden mengatakan ia berbicara melalui telepon dengan Nur Misuari, pemimpin Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) dan Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin. Keduanya sepakat menghentikan pertempuran.
Misuari tidak menetapkan syarat tertentu untuk menyetujui gencatan senjata, Binay menambahkan. “Perincian penyelesaian damai dibahas lebih mendalam seiring gencatan senjata,” katanya kepada kantor berita Associated Press. Wapres menambahkan bahwa ia berencana bergabung dengan presiden di Zamboanga, Sabtu.
Presiden Benigno Aquino, yang terbang ke kota itu pada Jumat, sebelumnya telah mengeluarkan peringatan kepada para pemberontak untuk tidak melukai warga sipil. Ia mengatakan pasukan pemerintah punya kekuatan “luar biasa” dan tidak akan ragu menggunakannya.
Lebih dari 1.000 tentara telah berjuang untuk mengusir pemberontak MNLF keluar kota. MNLF disebut-sebut berperang untuk mendirikan negara merdeka.
“Pasukan kami dan peralatan di lapangan luar biasa,” kata Aquino dalam konferensi pers di Zamboanga, Jumat. Namun dia menambahkan, “Kami tidak bisa terburu-buru ini. Kita harus berhati-hati untuk memastikan tidak ada nyawa yang hilang sia-sia.
"Kami tidak menetapkan tenggat waktu, tetapi kami memiliki poin menentukan. Jika mereka melukai sandera, melakukan pembakaran, dan melintasi wilayah lain, pasukan keamanan kami sudah mendapat instruksi tentang apa yang harus dilakukan.”
Para pejabat berwenang mengatakan para pemberontak membakar banyak rumah di kota pada Jumat sebagai taktik pengalihan; atau mungkin usaha melarikan diri di tengah kekurangan stok makanan, perlengkapan, dan amunisi.
Empat anggota Palang Merah dilaporkan terluka setelah mortir ditembakkan oleh pemberontak meledak di jalan depan rumah sakit di Santa Catalina.
MNLF ini didirikan oleh Nur Misuari pada 1971, dengan tujuan melawan pemerintah Filipina untuk sebuah negara Islam merdeka. MNLF kemudian menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah pada 1996.
Namun, Nur Misuari telah mengeluh bahwa fraksinya telah terpinggirkan dalam perjanjian perdamaian saat ini sedang dinegosiasikan antara pemerintah dan kelompok pemberontak lain, Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Bulan lalu, ia mendeklarasikan sebuah negara Muslim merdeka di Filipina selatan. (bbc.co.uk)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...