Loading...
INSPIRASI
Penulis: Hananto Kusumo 05:20 WIB | Minggu, 18 Desember 2016

Berani Beda

Tak ada salahnya berani berbeda, asal pilihan itu diambil berdasarkan pertimbangan yang masak. Apalagi jika perbedaan itu adalah demi yang benar.
Yohanes menegur Herodes (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM –  Dunia ini sering menentang gagasan-gagasan yang berbeda. Padahal tanpa gagasan berbeda, tidak akan ada penemuan, tidak ada kemajuan, tidak ada kemenangan untuk menghadapi dunia yang terus bergerak dan berubah.

Sebenarnya tak salah untuk berani berbeda, asal pilihan kita diambil berdasarkan pertimbangan yang masak. Cara berbeda yang banyak menuai hasil ialah berpikir dari cara pandang yang kita hadapi. Akan terdapat hasil yang lebih baik jika guru berpikir dari cara pandang murid, jika konselor berpikir dari cara pandang konseli, jika pemerintah berpikir dari sudut pandang rakyat, jika pedagang berpikir dari sudut pandang pelanggan, jika ulama berpikir dari sudut pandang umat.

Peter F. Gontha, duta besar Polandia, tahun ini melakukan terobosan budaya dalam mempromosikan Indonesia. Alih-alih langsung mempromosikan cagar-cagar budaya Indonesia, ia malah mengundang David Foster, komposer terkenal untuk tampil dalam konser bersama penyanyi-penyanyi Indonesia. Kemasan modern untuk orang modern, menarik minat masyarakat Polandia memenuhi ballroom Hotel di Warsawa untuk menyaksikan konser yang diselenggarakan kedutaan besar Indonesia di Polandia. Dari situlah mereka kagum dan ingin datang ke Indonesia

Dalam Alkitab kita melihat contoh Yohanes Pembaptis, yang ternyata selama hidupnya berani beda, ia membuat banyak orang durhaka kembali kepada kebenaran. Orang sudah bosan dengan upacara dan pencitraan, maka panggilan untuk bersikap murah hati pada orang kecil sebagaimana yang diajarkan dan dihidupi Yohanes menjadi pesona tersendiri.  

Mungkin itulah sebabnya, ia diberi nama Yohanes, yang dalam Bahasa Yunani berarti ”Allah itu Pemurah”, bukan Zakaria atau nama-nama Yahudi yang lain (Luk. 1:59-66). Yohanes memenuhi panggilan kenabiannya, ia berani beda sekalipun harus diadili dan dihukum penguasa.

Kenapa orang berani beda? Orang berani karena benar, dan takut karena salah. Nah, kalau kita benar, atau setidaknya berusaha benar, jangan takut untuk berbeda!

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor: Yoel M Indrasmoro

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home