Berani Jadi Babu
Tahun baru dapat kita artikan pula sebagai waktu untuk membersihkan diri.
SATUHARAPAN.COM – Seorang teman—yang telah berhasil mengelola pelayanan sekota—meminta saya memberikan konsultasi penulisan buku. Ia berniat berbagi pengalamannya dalam pelayanan, pekerjaan, sekaligus studi lanjutnya. Kuncinya adalah ”mentalitas pelayan”, bukan mentalitas ”bos”.
Setelah berdiskusi sebentar, buku itu akhirnya sepakat diberi judul ”Berani Jadi Babu”. ”Babu” itu memang sebutan kasar, lebih rendah ketimbang pembantu. Itu sebutan zaman feodal, semacam ”hamba” atau ”budak”.
Yesus sendiri ternyata memberikan contoh demikian. Paulus menggambarkan situasi itu dengan mengatakan: ”Yesus telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (lih. Flp. 2:7-8).
Yesus pun menyebut diri-Nya gembala. Pada zaman sekarang, ”gembala” memiliki makna positif. Namun, dalam zaman Yesus gembala termasuk dalam lapisan sosial masyarakat rendah. Ia tidak memiliki jaminan sosial seperti buruh zaman sekarang, justru ia yang harus menjamin dan menjaga ternak gembalaannya. Ia harus mempertaruhkan nyawanya untuk membela ternaknya dari ancaman serigala atau singa. Ia bersedia mati untuk para ternaknya.
Jika Tuhan yang Mahatinggi saja mau merendahkan diri menjadi gembala, menjadi ”babu”, maka bukankah aneh jika kita masih mudah tersinggung jika harga diri kita terusik?
Pada titik ini perlulah bagi kita untuk membuang segala ego diri, sebagaimana dilambangkan dalam peristiwa tahun baru—penyunatan bayi Yesus seminggu setelah kelahiran-Nya (lih. Luk. 2:21). Penyunatan itu bisa dimaknai sebagai membuang kekotoran yang melekat pada diri. Karena itu, tahun baru dapat kita artikan pula sebagai waktu untuk membersihkan diri.
Selamat tahun baru!
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Natal dan Tahun Baru, Menag: Beri Kesempatan Umat Beribadah ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menekankan pentingnya menciptakan suasana y...