Loading...
INSPIRASI
Penulis: Endang Hoyaranda 06:41 WIB | Senin, 02 Januari 2017

Saya Punya Masalah dengan Resolusi

Bukan mereka yang paling kuat yang akan bertahan, juga bukan mereka yang paling cerdas, melainkan mereka yang paling responsif terhadap perubahan (Charles Darwin, 1809-1882)
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Resolusi bicara tentang kesediaan berubah. Dan kebutuhan untuk berubah datang bukan hanya pada akhir tahun untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya. Ia bisa datang setiap saat untuk dilaksanakan pada saat itu juga, tanpa direncanakan.

Banyak di antara kita yang menerima video melalui media sosial, di mana seorang anak berusia sekitar 4 tahun bicara tentang resolusi.  ”I have a problem with resolutions”, begitu dia mengawalinya. Kemungkinan besar kata-katanya bukan muncul dari diri sendiri karena tampak terlalu nyata ditujukan bagi orang dewasa. Namun, tetap sangat menarik. Dengan lancar ia menyampaikan pesan bahwa resolusi jangan dipandang sebagai rencana untuk berubah satu kali dan seolah bisa selesai  dalam satu gebrakan. Done. Bukan begitu. Beberapa hambatan akan ditemui jika mempersepsikan resolusi seperti itu. Mengapa?

Pertama, kebanyakan perubahan terjadi secara bertahap. Sebagaimana sukses besar terjadi sebagai kumpulan sukses kecil yang terakumulasi, demikian juga banyak perubahan besar baru akan terjadi sebagai hasil kumpulan perubahan kecil yang dilakukan secara terus-menerus

Kedua, jika resolusi dipersepsikan sebagai niat baik hanya pada awal tahun saja, maka resolusi yang terlalu mudah akan terlalu cepat terpenuhi, sehingga tahun depan tidak banyak perubahan yang dihasilkan

Ketiga,  kenyataannya hampir semua resolusi awal tahun kandas atau terlupakan  pada beberapa bulan pertama.

Sebagai alternatif, Si Gadis kecil di video mengusulkan perubahan kecil yang terus-menerus. Setiap hari. Setiap saat.

Satu prinsip kerja orang Jepang yang amat baik dan masih digunakan hingga saat ini adalah KAIZEN. Kaizen bisa diartikan sebagai perbaikan berkesinambungan. Prinsip kaizen sudah lama menjadi bagian dari budaya kerja bangsa Jepang. Namun, sejak Perang Dunia II, prinsip ini menyebar ke Amerika dan secara bertahap menyebar juga ke seluruh dunia.

Kaizen merupakan prinsip kerja di mana perubahan harus terjadi secara bertahap. Perubahan harus menjadi bagian dari pola pikir: ”Segala sesuatu bisa menjadi semakin baik, jika perhatian diberikan secara berkesinambungan dan bukan sekali jadi  atau  a one time change

Penerapan Kaizen dalam pekerjaan telah terbukti mengefisienkan sistem kerja, mempercepat hasil kerja, mengurangi waste, dan di banyak perusahaan diterapkan dengan sebutan continuous improvement.

Tak terbilang berapa banyak  perbaikan yang telah dihasilkan berbagai perusahaan dengan menerapkan sistem kaizen ini. Kaizen penting sekali untuk dijadikan dan ditumbuhkan sebagai bagian dalam budaya kerja. Karena pada dasarnya, peluang untuk perbaikan tidak akan pernah ada habisnya. Satu perubahan positif, akan memicu perbaikan berikut, dan berikut, dan berikut.

Dan seperti keyakinan Charles Darwin hampir 2 abad lalu, mereka yang bisa bertahan adalah mereka yang terus melakukan perubahan. Karena itu, resolusi awal tahun kali ini bisa saja berbunyi: ”Berubah secara perlahan tetapi pasti!”

Selamat tahun baru!

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home