Bergandengan Tangan Untuk Mentawai
BANTEN, SATUHARAPAN.COM, Salah satu mata program Gereja Kristen Indonesia (GKI) Klasis Banten adalah kesaksian dan pelayanan (KesPel), memberi perhatian pada pelayanan di Kep. Mentawai, kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Mentawai terdiri atas empat pulau utama: Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan.
Pdt. Santy Manurung menceritakan, pada 7 Oktober 2022, tim GKI Klasis Banten, yang terdiri dari Bapak Irianto Darsono, Pdt. Benny Halim, Pdt. Vince Ferdinand Markus, Pdt. Stefani Sohilait, dan Pdt. Santy Manurung tiba di Bandara Rokot, Kec. Sipora Selatan, Kab. Mentawai. Rombongan langsung menuju Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) Plus Setia – Tuapejat, Sipora Utara, dan melaksanakan kebaktian bersama dengan para siswa dan guru, yang dilayani oleh Pdt. Vince FM. Dalam renungannya, Pdt. Vince menekankan betapa pentingnya sebagai orang beriman kita bersyukur atas karunia, talenta yang Tuhan percayakan, sehingga kita perlu mengembangkannya untuk kemuliaan nama Tuhan.
Di hari kedua kedatangan mereka bertepatan dengan penerimaan raport, Tim GKI Klasis Banten melakukan kebaktian bersama dengan para orangtua, dan juga berkomunikasi dengan orang tua tentang kendala dan harapan mereka ke depan. Dalam ibadah yang dilakukan bersama Pdt. Benny berpesan agar orangtua/wali siswa bersinergi dalam mendidik anak sehingga didikan di sekolah sejalan dengan didikan di rumah, tambah Santy.
Pertemuan dilanjutkan dengan para pengasuh Panti Asuhan yang dikelola oleh KAUM (Kasih Abadi Untuk Mentawai). Pengasuh Panti yang berjumlah delapan orang memberikan hatinya mendampingi 42 anak. Kegiatan anak-anak meliputi belajar dan sekolah, bertani/berkebun, peternakan (sapi, babi, bebek, lele, dan ayam). Pertanian yang mereka kelola berhasil untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sehari-hari seperti sayur sawi, mentimun, terong, cabai, kacang panjang pare, dan tanaman lainnya, lanjut Santy.
Santy menambahkan, dalam pertemuan dengan Jemaat Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM), Pdt. Parlin Sababalat, Ephorus Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) menyampaikan para pendeta dengan keterbatasannya melayani jemaaat GKPM yang lokasinya tidak mudah ditempuh seperti di perkotaan. Satu pendeta bisa melayani sampai 12 jemaat. Karena berbagai kendala seperti akses transportasi yang mahal, jalan darat di beberapa pulau yang tidak kondusif, membuat jemaat-jemaat tidak bisa optimal dilayani. Kebaktian di hari Minggu pun tidak selalu bisa dilayani oleh para pendeta, melainkan dilayani oleh anggota Majelis. Banyak jemaat pun tidak memiliki alat musik yang memadai, buku nyanyian yang kurang memadai, masih banyak yang belum memiliki Alkitab. Pembangunan rohani bagi umat begitu sangat dibutuhkan.
Tim GKI Klasis Banten turut mengambil bagian dalam pelayanan Kebaktian Minggu di beberapa jemaat GKPM, yaitu: GKPM Mapadegat, GKPM Pniel, GKPM KM 0, GKPM SP2 – Tuapejat. Dalam perjalanan pelayanan kami tidak hanya berada di Tuapejat. Tim meneruskan perjalanan ke dusun Sirisurak – Pulau Siberut. Perjalanan yang ditempuh tidak mudah, melalui laut dan jalan darat yang rusak. Di dusun Sirisurak kami bertemu dengan Bapak Abilon seorang Kepala Dusun dan Ketua Majelis GKPM di Sirisurak. Di dusun Sirisurak Tim pun membagikan Alkitab. Mereka sangat merindukan kehadiran pendeta, saudara seiman yang dapat mendukung mereka. Jefri S. Kayai sebagai bagian dari Yayasan Kaum mengatakan bahwa pelayanan mendasar yang dibutuhkan adalah pelayanan penguatan iman, perbaikan ekonomi, dan pendidikan. Ini semua membutuhkan kerja sama dari banyak pihak. Gereja dipanggil untuk bersama-sama bergandengan tangan menyatu menopang mereka, tutup Santy.
Editor : Eti Artayatini
Haul Gus Dur, Menag: Gus Dur Tetap Hidup dalam Doa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengatakan, “Gus Dur adalah pribadi y...