Berguru kepada Om Mbing
Belajar dari leluhurnya, Om Mbing, seorang petani dan pengusaha warung makan, berupaya mengembangkan ekonomi kreatif.
SATUHARAPAN.COM – Sawi pahit (Brassica juncea) atau yang dikenal juga dengan nama sawi hijau, sawi jabung, sawi daging, atau Chinese Mustard memiliki nutrisi tinggi, seperti: serat, vitamin B1, B2, B6, C, E, serta klorofil, karoten, dan mangan. Persoalannya, bagi sebagian orang rasa pahit menjadi kendala dalam menikmati sayur segar nan renyah ini. Persoalan lain bagi petani, pada musim panen raya—saat sawi pahit melimpah—harganya menjadi sangat murah.
Petani Rusia mengubah sawi pahit yang murah itu menjadi minyak nabati mahal melalui proses penyulingan. Sementara petani di Tiongkok, sawi segar—yang dalam jumlah besar bila tidak segera dikonsumsi cepat membusuk—diubah menjadi sawi asin yang lebih tahan lama.
Belajar dari leluhurnya, Om Mbing, seorang petani dan pengusaha warung makan, berupaya mengembangkan ekonomi kreatif, dengan cara mengubah sawi pahit menjadi sawi asin, yang bernilai ekonomi tinggi, tanpa mengurangi kandungan nutrisinya.
Beberapa hal positif yang bisa dipelajari dari kiat Om Mbing adalah pertama, awet alami tanpa pengawet, melalui proses fermentasi. Sawi pahit yang mudah busuk, diubah menjadi sawi asin yang tahan berbulan-bulan, bahkan dengan sistem penyimpanan yang baik bisa tahan tahunan.
Kedua, sayur sawi hijau yang melimpah di masa panen, dengan harga Rp 3.000,-/kg atau Rp 200,-/ikat, jika dijadikan sawi asin, harganya menjadi berlipat hingga Rp 35.000-Rp 50.000/kg atau Rp 2.500-Rp 3.500,-/ikat (bungkus).
Ketiga, dari rasa pahit sawi hijau yang kurang disukai, bisa diubah rasanya menjadi sawi asin-manis yang disukai keluarga.
Keempat, dari keterbatasan kuliner: oseng-oseng dan lalapan sawi pahit, bisa dikembangkan menjadi menu kuliner, seperti: oseng-oseng sawi asin-asam-manis, bakut sayur asin, sop kepala ikan kakap sawi asin-asam-manis, sop ayam sawi asin-asam-manis, sop tulang iga sapi/kambing sawi asin-asam-manis.
Kelima, dengan menu itu, petani dapat memasarkan hasil pertanian, mulai dari bahan mentah, hingga masakan berbahan sawi asin-asam-manis.
Dengan cara demikian, petani bisa berharap menjadi makin sejahtera. Pertanyaannya, siapa yang mau mengikuti jejak Om Mbing?
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...