Loading...
INSPIRASI
Penulis: Cristy Kirana 09:36 WIB | Selasa, 10 Desember 2024

Berkat Uang Seribu Rupiah!

Ilustrasi uang RP 1000 (Foto :Canvapremium)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-“Karena uang seribu rupiah, saya bertemu Tuhan!”

Di mana Anda biasanya bertemu dengan Tuhan? Di Gereja? Dalam ruang-ruang megah diiringi alunan musik dengan sentuhan grande? Di antara larik-larik Kitab Suci yang Anda baca setiap pagi dan malam seperti kata Pemazmur? Pada peristiwa-peristiwa spektakuler yang membuat John Newton, seorang penggubah himne-himne Gereja mampu berkata, “Amazing Grace!”?

Perjumpaan dengan Tuhan, menurut banyak orang seharusnya terjadi dalam ruang-ruang sakral, perayaan yang gegap gempita maupun peristiwa magis (kesembuhan yang mendadak dan lain sebagainya). Tetapi, seorang murid (SMAK BPK PENABUR Bogor (pada waktu itu berlokasi di Bogor Baru)  di tahun 2002 berjumpa dengan Tuhan melalui uang seribu rupiah. Perjumpaan ini pun tidak disangka-sangka oleh sang pemberi uang seribu rupiah itu, yakni Bapak Sri Handoko yang saat ini mengajar di jenjang SMP BPK PENABUR Bogor.

Pada hari di mana perjumpaan itu terjadi, barangkali tidak ada yang berbeda dari hari-hari biasanya. Pak Handoko hanya sedang berbahagia karena ada seorang anak didiknya yang mendapatkan nilai 100 untuk ulangan harian. Rasa bahagia itu diungkapkannya dalam bentuk uang seribu rupiah yang pada waktu itu seharga ongkos PP dari rumah ke sekolah naik angkutan umum. “Terima kasih banyak, Pak!”, begitu dikatakan anak tersebut dengan lantang dan semangat. Tidak ada hal spektakuler terjadi setelahnya. Hari berjalan seperti biasanya saja.

“Pak, bapak adalah jawaban doa saya!”, sumber suara itu datang dari anak yang mendapat nilai 100 tadi. Raut wajah kebingungan diperlihatkan Pak Handoko sebagai tanda ia tidak memahami ucapan muridnya. “Sore ini, sepulang dari sekolah saya ingin mengikuti KKR di gereja, tetapi uang saya hari ini hanya cukup untuk ongkos sekolah. Saya berencana menggunakan uang jajan saya untuk ongkos pergi-pulang dari KKR. Saya berdoa semoga saya tetap kuat jika hari ini saya tidak makan siang karena saya ingin sekali ikut KKR di gereja. Lalu, hari ini bapak berikan saya uang 1000 rupiah. Saya bisa makan dan tidak perlu berjalan kaki, pak!”, cerita itu disampaikan dengan nada-nada haru.

Murid itu berjumpa Tuhan, berkat uang seribu dari Pak Handoko. Momen perjumpaan sang murid dengan Tuhan bukan baru terjadi pada saat ia mengikuti KKR, tetapi sejak uang seribu itu sampai padanya. Dengan demikian, bukan hanya murid itu yang berjumpa dengan Tuhan, Pak Handoko pun berjumpa dengan Tuhan kala uang seribu yang ia rogoh dari kantungnya itu dipakai Tuhan menjadi jawaban doa seorang murid.

Kisah antara Pak Handoko, murid yang hendak pergi KKR dan uang seribu rupiah ini meninggalkan pesan bahwa Tuhan dapat dijumpai di mana pun, kapan pun dan melalui siapa pun. Tuhan dapat dijumpai di tempat kumuh, seperti pada waktu Bunda Teresa membasuh tubuh orang yang sekarat di Kalkuta. Di balik deretan besi dingin penjara Berlin, Dietrich Bonhoeffer pun berjumpa dengan Tuhan.

Tetapi, di sisi lain kepingan uang koin ini, Anda dan saya dapat juga menemukan sebuah wasiat, bahwa setiap orang dengan segala keberadaan dirinya dapat dipakai Tuhan untuk menyatakan kehadiran-Nya.  

Aku melihat Tuhan,

Pada semesta, tempat Dia menautkan segala.

(Penggalan Puisi “Aku Melihat Tuhan” karya Ali Munir S.)

*Artikel ini terinspirasi dari pengalaman Bapak Sri Handoko (Guru Agama SMPK BPK PENABUR Bogor).

Editor : Eti Artayatini


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home