Berkati Diri Anda dengan Kata-kata Anda Sendiri
Hidup dan mati dikuasai lidah.
SATUHARAPAN.COM – Sebagian besar orang Kristen terlihat demikian khidmat saat pendeta mengucapkan berkat pada di akhir ibadah Minggu. Tentu ini tidak salah, karena memang seharusnya demikianlah sikap kita saat diberkati. Uniknya kita sendiri sering kali menggunakan bibir kita untuk mengutuki diri, hidup, bahkan masa depan kita.
Perhatikan kata-kata yang sering kita dengar dalam keseharian kita: ”Yah... keadaanku ya... begini-begini aja.” ”Sudahlah... sukses nggak dibawa mati.” ”Saya merasa persoalan ini menenggelamkan saya.” ”Makin tua... makin keriput aja kita, ya?” ”Anda beruntung, sayangnya saya tidak seberuntung diri Anda!”
Kita berpikir kata-kata pendeta yang kita dengar seminggu sekali, jauh lebih sakti dibanding kata-kata kita kepada diri kita sendiri—termasuk bisikan-bisikan yang kita ucapkan dan hanya bisa kita dengar sendiri- setiap hari.
Kata-kata adalah benih. Setiap kata tumbuh dan menghasilkan buahnya sendiri. Kita tidak mungkin memanen buah positif jika kita rajin menanam kata-kata negatif.
Perhatikan bagaimana Yesus Orang Nazaret melakukan mukjizat! Lewat kata-kata. Mengapa Dia tidak melakukannya dalam kebisuan? Karena kata-kata adalah kuasa! Sebagaimana yang disimpulkan oleh manusia paling berhikmat yang pernah ada: ”Hidup dan mati dikuasai oleh lidah. Siapa yang suka menggemakannya akan memakan hasilnya.”
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...