Nazar Abal-abal
Allah memberi kita akal budi untuk menimbang segala sesuatu.
SATUHARAPAN.COM – Dua hari lalu, Bu Nazwa, tetanggaku, datang ke rumah, ”Bu, aku pinjam rekeningmu ya. Aku mau dikirimi uang sebesar 50 juta.”
Aku tertegun mendengar ceritanya.
”Beberapa bulan yang lalu, aku temukan amplop coklat berisi lembaran saham dan cek nilainya besar banget bu. Trus ini tadi aku telepon nomor yang tertera di sana. Dan katanya dia punya nazar, siapa pun yang menemukan amplop itu akan diberikan uang sebesar Rp 50 juta. Itu sebabnya aku pinjam rekeningmu ya bu."
”Hati-hati Wa, jangan-jangan itu modus penipuan.”
”Ah tidak, Bu. Masa menipu, dia aja nyebut nama Tuhan dan berterima kasih karena saya sudah menemukan amplopnya yang hilang. Itu kan orang beriman, Bu!”
”Oke, kalau begitu... hati-hati saja."
Hari ini dia datang dan menyerahkan amplop itu beserta isinya 2 lembar. Satu berisi cek senilai Rp 2,7 M dan satu lembar berisi surat saham senilai 3, 5 M. Katanya, ”Untung Bu, tidak jadi pinjam rekeningmu. Ini penipuan. Ini kutinggalkan saja di sini, buat ibu saja supaya bisa diwartakan ke umat agar tidak banyak yang kena tipu seperti saya yang nyaris kena tipu.”
Acap kali kita menilai berkat hanya sebatas jumlah uang. Dan ketika kita menemukannya lalu terburu-buru seperti dikejar sesuatu untuk mendapatkannya hingga abai terhadap peringatan untuk waspada.
Allah memberi kita akal budi untuk menimbang segala sesuatu. Oleh karena itu, berhati-hatilah dan waspadalah! Sebab ada banyak orang yang justru mempergunakan akal budinya untuk membodohi sesamanya.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Pangeran William Jalan Kaki ke Gereja pada Hari Natal
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pangeran William ambil bagian dalam acara perayaan Hari Natal anggota kel...