Berlin: Dua Orang Afghanistan Diadili Karena pembunuhan Demi Kehormatan
BERLIN, SATUHARAPAN.COM-Dua bersaudara migran Afghanistan yang dicurigai membunuh saudara perempuan mereka karena mengadopsi gaya hidup Barat diadili di Berlin pada hari Rabu (2/3), dalam kasus kekerasan terhadap perempuan dan ketegangan budaya di antara beberapa migran baru-baru ini ke Jerman.
Para terdakwa, yang diidentifikasi sebagai Sayed H dan Seyed H di bawah undang-undang privasi Jerman, dituduh mengajak saudara perempuan mereka yang berusia 34 tahun untuk menemui mereka pada Juli lalu di Berlin, dan mencekiknya serta menggorok lehernya, kata kantor kejaksaan Berlin.
Ketiga bersaudara itu memiliki kewarganegaraan Afghanistan dan telah tinggal di Jerman selama beberapa tahun.
Keduanya, berusia 23 tahun dan 27 tahun, tidak menerima bahwa saudara perempuan mereka telah menceraikan suaminya, yang dinikahinya pada usia 16 tahun, setelah perkawinan yang penuh kekerasan.
Mereka diyakini telah meletakkan mayat perempuan itu, yang merupakan ibu dari dua anak, dalam sebuah koper dan membawanya dengan kereta api ke Bavaria di mana dia dimakamkan di dekat salah satu tempat tinggal saudara laki-laki itu, tambah jaksa.
Orang-orang itu telah ditahan sejak Agustus dan bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.
Kasus ini menyoroti kekerasan berbasis jender dalam komunitas migran di Jerman yang menerima lebih dari satu juta pengungsi pada tahun 2015 dan 2016.
Apa yang disebut "pembunuhan demi kehormatan" di Suriah dan Afghanistan, dari mana mayoritas pengungsi di Jerman dari enam tahun lalu, diterima secara sosial dan umum di beberapa komunitas di sana.
Kedua negara ini berada di peringkat paling bawah dalam Indeks Ketimpangan Jender Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Organisasi hak-hak perempuan Jerman TERRE DES FEMMES (TDF) mengatakan pembunuhan ibu Afghanistan bukanlah kasus yang tersendiri, menyerukan layanan dukungan untuk pengungsi perempuan dan untuk menutup kesenjangan budaya dalam kebijakan integrasi pengungsi di Jerman.
Sekitar 25 orang menjadi korban percobaan “pembunuhan demi kehormatan" dalam dua tahun terakhir di Jerman, menurut penelitian TDF. "Namun, jumlah ini hanyalah puncak gunung es," kata TDF dalam sebuah pernyataan. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...