Bertemu di Gedung Putih, Obama-Netanyahu Akhiri Permusuhan Pribadi
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin memperkuat ikatan kedua negara di Gedung Putih pada Senin (09/11), setelah hubungan mereka diuji pertikaian terkait Iran dan perdamaian Timur Tengah.
Mengakui sudah “bukan rahasia” bahwa kedua pemimpin tidak sepakat mengenai cara untuk melawan program nuklir Iran, Obama dan Netanyahu ingin mengakhiri permusuhan pribadi dan fokus pada area kerja sama, termasuk perjanjian militer senilai lebih dari 30 miliar dolar AS (sekitar Rp408,7 miliar).
Sambil menjabat tangan Netanyahu di Oval Office, Obama memuji “ikatan luar biasa” antara kedua negara dan mengatakan keamanan Israel adalah prioritas kebijakan asing “utama” bagi Gedung Putih.
Netanyahu membalas dengan berupaya untuk memendam komentar – dipicu pernyataannya sendiri saat kampanye pemilu – bahwa dia tidak mendukung pembentukan negara Palestina.
Selama puluhan tahun prospek solusi dua negara menjadi dasar dari upaya perdamaian.
Netanyahu menuai kemarahan Gedung Putih dengan menyatakan bahwa solusi dua negara bukanlah pilihan.
“Saya ingin menegaskan bahwa kami belum menyerah untuk mencapai perdamaian. Kami tidak akan pernah putus asa untuk mencapai perdamaian,” ujar Netanyahu.
“Saya tetap berkomitmen pada visi damai dua negara untuk dua bangsa, sebuah negara Palestina yang bebas militerisasi yang mengakui negara Yahudi ini.”(Ant/AFP)
Editor : Eben E. Siadari
Kesamaan Persepsi Guru dan Orangtua dapat Cegah Kekerasan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Co-founder Sehat Jiwa Nur Ihsanti Amalia mengatakan, kesamaan persepsi an...