Trump Kritik AS Ubah Merry Christmas jadi Happy Holiday
SPRINGFIELD, SATUHARAPAN.COM - Kandidat calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, mengeritik perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang segan mengucapkan Selamat Hari Natal (Merry Christmas) dan mengubahnya menjadi Happy Holiday. Ia berjanji, jika ia jadi presiden, toko-toko akan kembali menampilkan ucapan Merry Christmas dan menyingkirkan ucapan Happy Holiday.
Hal ini disampaikannya pada hari Senin (9/11) di hadapan ribuan pendukungnya di sebuah reli di Springfield, Illinois. Kritik ini muncul dalam bagian dari komentarnya terhadap kontroversi langkah Starbucks yang mengubah desain cangkir musim Natal yang dinilai menghilangkan ornamen Natal itu sendiri.
Beberapa kalangan konservatif agama menyatakan kemarahan atas desain cangkir Natal Starbucks yang berwarna merah total. Namun, Starbucks mengklaim desain baru itu bagian dari gerakan yang lebih besar dari Natal.
Trump mengajak pendukungnya untuk memboikot Starbucks karena itu.
"Starbucks mengambil Merry Christmas. Tidak ada lagi Merry Christmas," kata Trump kepada orang banyak.
Bukan hanya kali ini Trump, yang sampai sejauh ini berada di peringkat teratas di antara kandidat Capres Partai Republik, menyampaikan kritik terkait Natal.
Di Hawkeye State, basis kalangan Kristen Injili, belum lama ini, Donald Trump mengatakan secara politik yang benar adalah mengatakan Merry Christmas, dan bukan Happy Holiday.
"Saya seorang Kristen yang baik," kata dia. "Jika saya menjadi presiden, kita akan mengatakan Merry Christmas di setiap toko. Anda bisa menyingkirkan Happy Holidays di sudut," tambah dia, seperti dikutip oleh cnn.com.
Menurut para pendukungnya, apa yang dikatakan Trump persis seperti apa yang mereka inginkan dan itu yang membuat Trump memiliki daya tarik.
"Dia mengatakan apa yang ingin saya dengar dan dia tidak takut mengatakannya kepada siapa pun dan tidak takut mengatakannya walau dengan cara yang kedengarannya tidak masuk akal," kata Cynthia Forth, perempuan berusia 60 tahun dari Crawfordsville, Iowa.
"Saya ingin mendengarnya lugas. Dan dia mengatakannya dengan lugas," kata dia.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...