Bertemu Jokowi, PM Norwegia Minta Hukuman Mati Dibatalkan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, dikabarkan telah meminta Presiden Indonesia Joko Widodo untuk menghentikan eksekusi mati warga negara Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.
Solberg mengunjungi Jakarta untuk pembicaraan bilateral pada Selasa (14/4) dan kemudian mengatakan kepada surat kabar Norwegia, Verdens Gang bahwa dia "meminta secara eksplisit untuk tidak menerapkan hukuman mati dalam waktu dekat".
Dia mengatakan, sebagaimana dikutip oleh sbs.com.au, Jokowi menjawab bahwa itu adalah bagian dari sistem hukum di Indonesia dan bahwa Indonesia menghadapi masalah besar dalam peredaran narkoba.
"Pengalaman saya adalah bahwa mereka (pemerintah Indonesia) mendengarkan," kata Solberg.
"Tetapi penting untuk memobilisasi dukungan internal untuk menghapus hukuman mati. Kami sebagai politisi harus selalu menunjukkan ini kepada politisi dari Indonesia, tapi saya pikir sama pentingnya dengan yang disuarakan oleh masyarakat sipil di Indonesia."
Surat kabar Norwegia, Selasa memunculkan cerita tentang Sukumaran, yang bekerja dengan akademisi dan mahasiswa Norwegia untuk memulai program rehabilitasi di penjara Kerobokan, Bali di mana Sukumaran menghabiskan sebagian besar waktunya dalam dekade terakhir.
Espen Nordstrom, salah seorang mahasiswa, telah bertemu Sukumaran sekitar 20 kali dan mengatakan kepada surat kabar Australia, bahwa terpidana mati itu menyesali pilihannya yang telah dibuat ketika ia masih muda.
"Dia selalu tampak sangat tenang dan memiliki senyum lebar," kata Espen.
Sukumaran genap berusia 34 pada hari Jumat (17/4), yang ditandai dengan pameran lukisannya di London, yang didukung oleh Amnesty International.
Norwegia adalah negara yang dengan tegas menentang hukuman mati.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...