Obama Setuju Kuba Dihapus dari Daftar Negara Sponsor Terorisme
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden Barack Obama setuju untuk menghapus Kuba dari daftar negara-negara yang mensponsori terorisme, untuk menghilangkan hambatan bagi pemulihan hubungan diplomatik kedua negara setelah puluhan tahun bermusuhan.
Keputusan untuk menghapus Kuba dari daftar adalah langkah penting dalam upaya Obama untuk mengubah sengketa kedua negara yang sudah bermula di era Perang Dingin.
Langkah ini menyusul pertemuan Obama dan Presiden Raúl Castro dari Kuba di sela-sela KTT Amerika di Panama akhir pekan lalu, pertemuan formal pertama diantara kedua negara dalam lebih dari setengah abad terakhir.
Selama lebih dari 30 tahun, Kuba telah masuk dalam daftar negara sponsor terorisme pada Departemen Luar Negeri AS bersama-sama dengan Iran, Sudan dan Suriah.
Masuknya Kuba dalam daftar itu telah lama menjadi penghambat akses Kuba ke pasar keuangan dunia, dan menjadi salah satu yang alot dibicarakan dalam perundingan untuk membuka kembali kedutaan besar mereka di masing-masing negara, yang telah ditutup selama lima dekade.
Obama memerintahkan untuk meninjau status Kuba pada bulan Desember, ketika ia dan Raul Castro mengumumkan bahwa kedua negara sepakat untuk bergerak menuju hubungan yang normal.
Para pejabat Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa (14/4) bahwa Obama telah menyetujui rekomendasi Menteri Luar Negeri John Kerry untuk menghapus Kuba dari daftar sponsor terorisme setelah para pejabat melakukan review secara ketat atas catatan dan jaminan Kuba untuk tidak mendukung terorisme di masa depan.
Kendati demikian, Kuba tidak akan terhapus dari daftar tersebut sampai setelah 45 hari periode peninjauan, rentang waktu dimungkinkannya resolusi bersama untuk memblokirnya oleh DPR dan Senat.
"Kami akan terus memiliki perbedaan dengan pemerintah Kuba, tetapi keprihatinan kami atas berbagai kebijakan dan tindakan Kuba berada di luar kriteria yang relevan untuk membatalkan penunjukan Kuba sebagai negara sponsor terorisme," Josh Earnest, sekretaris pers Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Departemen Luar Negeri AS menetapkan bahwa Kuba tidak terlibat dalam kegiatan teroris dalam enam bulan terakhir - kriteria untuk menetapkan sebuah negara sebagai sponsor terorisme - dan karena itu tidak perlu lagi masuk dalam daftar.
Para pejabat AS menolak untuk menguraikan jaminan yang telah mereka terima dari Kuba, namun mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir Raul dan Fidel Castro telah mengecam terorisme, terakhir pada bulan Januari, ketika Raul Castro menyebut serangan teroris di kantor koran satir Prancis Charlie Hebdo "mengerikan."
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, pemerintah Kuba menyebut tindakan Obama hanyalah sekadar sebuah keputusan, sebab Kuba menganggap negara itu tidak seharusnya berada di daftar sejak dulu.
"Kuba menolak dan mengutuk semua aksi terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya," kata pernyataan itu.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...