Besok Afganistan Selenggarakan Pemilihan Presiden
KABUL, SATUHARAPAN.COM – Afganistan akan menyelenggarakan Pemilihan Umum besok, Sabtu (5/4), yang merupakan proses pergantian kekuasaan pertama secara demokratis bagi negara yang telah beberapa dekade dilanda konflik bersenjata. Namun ancaman keamanan merupakan hal yang serius, terutama dari kelompok Taliban.
Sebelumnya diberitakan bahwa kantor komisi pemilu independen (Independent Election Commission / IEC) diserang dengan bom dan tembakan, dan beberapa hari lalu kandidat dewan provinsi diculik oleh kelompok Taliban.
Persiapan teknis penyelenggaraan pemilu telah dilakukan, dan seluruh rakyat Afganistan didorong untuk berpartisipasi. Pemilu kali ini akan memilih presiden yang akan menggantikan Hamid Karzai yang kekuasaannya berakhir pada Agustus mendatang, serta memilih dewan provinsi.
Sekitar 12 juta dari sekitar 20 warga Afganistan yang mempunyai hak memilih akan menentukan presiden Afganistan pertama yang dipilih secara demokratis dari 11 kandidat yang tampil. Mereka akan menyampaikan suara pada sekitar 6.000 tempat pemungkutan suara.
Beberapa nama kandidat yang akan tampil adalah Abdullah Abdullah, Ashraf Ghani Ahmadzai, Qayoum Karzai (saudara Hamid Karzai), Nader Naim, Abdul Rasul Sayyaf, Zalmay Rassoul, dan Gul Agha Sherzai.
Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon, meminta semua warga Afganistan untuk mengambil bagian dalam pemilihan umum bersejarah ini yang akan menjadi transfer kekuasaan pertama untuk seorang pemimpin yang terpilih secara demokratis di Afghanistan.
"Ini adalah pemilu yang sangat penting bagi negara ini," kata Ban dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya.
Ban juga mengecam aksi kekerasan oleh kelompok manapun, dan secara khusus mengecam pernyataan Taliban yang mengancam melakukan serangan lebih lanjut pada petugas sipil pemilu, calon, pengamat, dan pemilih, serta tempat penyelenggaraan pemilu.
"Serangan yang disengaja terhadap warga sipil adalah pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional dan mereka akan memikul tanggung jawab,” kata Ban.
PBB menyerukan kepada lembaga-lembaga Afganistan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dengan pemilu yang kredibel, inklusif dan transparan.
Perwakilan Khusus Sekjen PBB untuk Afghanistan, Jan Kubis, mengatakan pemilu ini sebagai langkah penting dalam memperkuat lembaga perwakilan negara dan membangun tradisi demokrasi di Afganistan. Namun "keamanan akan menjadi tantangan utama. Ada ancaman ekstremis, termasuk dari Taliban, yang akan mengganggu, bahkan menargetkan warga sipil."
Pemilu di Afganistan ini akan dipantau oleh sekitar 10.000 pengamat domestik dan 250.000 pengawas dari partai politik, serta ratusan pengamat dari asing.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...