Besok, AWC Selenggarakan Diskursus Perlindungan Minoritas
DEPOK, SATUHARAPAN.COM - Beberapa negara di Asia Tenggara, masalah diskriminasi, kekekarasan, dan ketegangan antara kelompok mayoritas dengan minoritas semakin meningkat. Bukan hanya kepada kelompok minoritas sekte Muslim dan non-muslim, kekerasan terjadi pula terhadap kelompok Kristen, Hindu, Budha, dan warga pribuminya.
Misalnya saja kasus kekerasan dan diskriminasi terhadap minoritas Muslim Rohingya dan Kachin yang Kristen di Myanmar, di mana Buddhis menjadi mayoritas yang sebagian pemuka Buddhis atau Monk terlibat di dalamnya.
Demikian juga umat Muslim yang terjadi di Thailand dan Filipina Selatan, serta kelompok non-Muslim dan sekte Muslim tertentu di Malaysia dan Brunei Darussalam. Di Indonesia, minoritas sekte di dalam satu agama dapat dianggap menyimpang oleh mayoritas, seperti Syiah dan Ahmadiyah pada sekte Muslim, serta Parmalim pada sekte Kristen.
Berangkat dari masalah di atas, Abdurrahman Wahid Centre (AWC) Universitas Indonesia (UI) akan menyelenggarakan diskusi terbuka dengan tema: "Testimoni Perlindungan Minoritas Melalui Kebijakan Pemerintah Lokal dengan Partisipasi Masyarakat", dan "Minoritas di Asia Tenggara: Perspektif Akademik, Aktivis dan Agama-Agama" pada hari Selasa (16/7) hingga Kamis (18/7), di Perpustakan UI Depok, Jawa Barat.
Dalam acara tersebut, para praktisi terkait dan pemimpin agama yang hadir saling bertukar informasi dan cara pandang, serta menjelaskan perspektif agama mereka mengenai kedudukan minoritas dan yang semestinya dilakukan pemerintah Indonesia, serta mengajak untuk melakukan aksi bersama demi mencegah terjadinya konflik yang mengakibatkan minoritas sebagai korbannya.
Selama tiga hari mendatang, panitia mengadakan diskusi terbuka, bedah buku, pameran foto, dan acara buka puasa bersama.
Pada Selasa (16/7), buku karya Solahudin yang berjudul "The Roots of Terrorism in Indonesia: From Darul Islam to Jama'ah Islamiyah" dikupas mendalam dan besok harinya, Rabu (17/7), buku Ahmad Suaedy "Dinamika Minoritas Muslim Mencari Jalan Damai: Peran Civil Society Muslim di Thailand Selatan & Filipina Selatan".
Sebagai pembicara adalah Solahudin (Penulis Buku dan Peneliti Terorisme), Sidney Jones (Ahli Terorisme dari ICG), Max Boon (Korban Bom Hotel JW Marriot Jakarta). Selain itu hadir juga, Drs. Ahmad Suaedy, MA. (Penulis Buku), Drs. Ganda Upaya, MA (Sosiolog UI), dan Qusthan Firdaus, MA (Pengajar Univ. Multimedia Nusantara).
Abdurrahman Wahid Centre untuk Inter-Faith Dialogue and Peace - Universitas Indonesia (AWC-UI) adalah lembaga yang mengkhususkan diri dalam dialog, penelitian, pengembangan akademik dan mediasi konflik. Hal ini terinspirasi oleh karya-karya dan prestasi dari Abdurrahman Wahid sebagai pemimpin Indonesia dan Islam yang selalu berkomitmen pada dirinya untuk dialog antar-iman dan perdamaian dunia.
Acara yang diselenggarakan bersamaan dengan ulang tahun pertama AWC ini nantinya diharapkan bermanfaat kepada para akademisi, aktivis, dan politisi untuk dapat merumuskan langkah-langkah yang tepat sesuai konteks Indonesia.
Editor : Yan Chrisna
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...