Betlehem Palestina Rayakan Natal Kristen Ortodoks
BETLEHEM, SATUHARAPAN.COM – Karena penanggalan yang berbeda, warga Kristen Betlehem yang mayoritas memeluk Kristen Ortodoks merayakan malam Natal pada Selasa (6/1) lalu di Gereja Kelahiran Kristus (Church of Nativity).
Mereka menggunakan kalender Julian yang terpaut 13 hari dengan penanggalan modern, Gregorian. Namun, pada waktu perayaan malam Natal 24 Desember tahun lalu pun penduduk Betlehem, Kristen, Islam, Arab, Yahudi, dan etnis lain menikmatinya dengan penuh sukacita.
Disambut salju, Patriark—semacam Paus—Ortodoks Yunani Yerusalem, Theophilus III, tiba di Gereja Nativity di kota Betlehem, Selasa menjelang perayaan Natal.
Berdasarkan tradisi Kristen Gereja Nativity dipercaya sebagai tempat kelahiran Yesus dan Natal dirayakan oleh sebagian besar denominasi di Gereja Betlehem.
Theophilus III disambut oleh imam Ortodoks dan umat dari Betlehem, Beit Jala, dan Beit Sahour di Makam Rahel, yang juga dikenal sebagai Masjid Bilal bin Rabah, sebelum membuat perjalanan ke Lapangan Palungan (Manger Square). Di situ, dia disambut oleh Gubernur Bethlehem Jebrin al-Bakri, Menteri Pariwisata Rula Ma'aya, Wali Kota Bethlehem Vera Baboun dan Penasihat Presiden untuk Urusan Kristen Ziad Bandak.
Mengomentari suasana meriah ini, Juru Bicara Patriarchate Ortodoks Yunani Pastor Issa Musleh mengatakan: “Meskipun mendapat pengepungan dan penutupan, Bethlehem dibanjiri perayaan Natal dan sukacita”.
“Semoga perayaan Natal memberikan kesempatan yang menguntungkan untuk menyebarkan sukacita di antara anak-anak kita yang hidup kondisi yang keras sebagai akibat dari pendudukan Israel,” ia berharap.
Patriark Theophilus III dipimpin oleh konvoi panjang marching band dan pendeta yang berbaris di depan mobilnya. Setibanya di Manger Square, Theophilus III, keluar dan berjalan dikerubuti wartawan dan warga ramai untuk menyapa dan menyentuh ‘orang suci’ tersebut.
Patriark dan uskup dari Asyur, Koptik dan gereja Ethiopia juga tiba di Manger Square untuk memulai perayaan Natal Ortodoks.
Suriah Ortodoks Uskup Agung Mar Swerios Malki Murad tiba di Manger Square sekitar pukul 8.00 malam dan menyampaikan pesan perdamaian dan kasih kepada dunia saat ia berjalan ke Gereja Nativity.
“Kami ingin mengirim pesan perdamaian, cinta dan kebebasan untuk Palestina, berharap semua orang kenyamanan dan stabilitas. Kami berdoa untuk keamanan dan stabilitas dan akhir perang di sini di Tanah Suci serta Irak dan Suriah,” kata Murad.
Kemudian, kerumunan orang percaya disambut Uskup Agung Koptik Ortodoks Anba Abraham saat ia tiba di Manajer Square. “Kiranya perdamaian senantiasa ada di tanah air tercinta kita, Palestina, dan rakyat Palestina mencapai hak penuh mereka dan mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” kata Abraham.
“Kami mengikuti kalender Timur. Itu sebabnya kami merayakannya sekitar 13 hari setelah Natal Katolik. Tapi itu semua sama dan kita lakukan ini di sini karena mengikuti kalender timur karena gereja. Semua denominasi di Bethlehem ingin menggunakan gereja kelahiran tersebut untuk merayakan Natal, tetapi tidak cukup. Untunglah, kami memisahkan waktu perayaan sehingga kita bisa semua merayakan Natal di tempat yang sama,” kata anggota Dewan Kota Betlehem, Maher Canawati.
“Karena kita memiliki Gereja Nativity, itulah mengapa (Natal) yang khusus di sini. Para patriark datang ke sini, selama Natal Latin (Katolik) dan selama Natal (Ortodoks) kami. Ini adalah perayaan yang paling menyenangkan karena itu adalah ketika Yesus lahir,” kata Hiam Banora penduduk Beit Sahour.
Gereja Nativity ini dikelola oleh tiga gereja, Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Yunani dan Gereja Armenia. Ortodoks dan Gereja-gereja Oriental akan merayakan pesta pada tanggal 25 Desember menurut kalender Julian, setara dengan 7 Januari.
Natal juga dirayakan oleh umat Kristen Ortodoks di Rusia, Serbia, Georgia, Ukraina dan Suriah pada tanggal 7 Januari. Gereja Ortodoks Armenia akan merayakan Natal pada tanggal 19 Januari. (wafa.ps/jpost.com)
Foto-foto lengkapnya dapat Anda akses di Facebook Bethelehem Municipality.
Berikut adalah videonya.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...