El-Sisi, Presiden Mesir Pertama yang Hadiri Misa Natal
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Presiden Mesir Abdel Fattah-El-Sisi menghadiri misa Natal Koptik di Katedral Santo Markus, Abbasiya, Kairo pada Selasa (6/1) waktu setempat. El-Sisi adalah Presiden Mesir pertama yang berkunjung saat misa Natal menurut kantor berita Ahram.
Ia memberikan pidato singkatnya sebelum meninggalkan Katedral. Dalam pidatonya, El-Sisi mengatakan Muslim dan Kristen Mesir adalah "satu kesatuan" di mata dunia. Untuk itu ia harus datang untuk mengucapkan selamat kepada Kristen Koptik.
El-Sisi juga meminta maaf karena kehadirannya dalam misa Natal tersebut sempat membuat suasana ibadah menjadi tidak kondusif dan gaduh karena sorak sorai massa.
Sebelumnya, mantan kepala negara Mesir juga telah mengunjungi Katedral, termasuk Gamal Abdul El-Nasser dan Presiden interim Adly Mansour. Tapi, El-Sisi lah presiden pertama kali yang datang saat misa.
Berbeda Kalender Natal
Komunitas Kristen Ortodoks di seluruh dunia tengah merayakan Natal pada Selasa (6/1). Tradisi ini menandai perbedaan tanggal Natal antara tradisi Kristen Timur dan Barat.
Berbeda dengan tradisi Kristen Barat yang merayakan libur Natal pada 25 dan 25 Desember, sebagian besar penganut tradisi Ortodoks, termasuk Rusia dan Yunani, gereja Koptik Ethiopia, dan Mesir merayakan libur Natal pada 6 dan 7 Januari.
Perayaan ini disebut sebagai Old Christmas Day untuk menandai hari kelahiran Yesus oleh kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantinus Agung tahun 325 Masehi menurut Jerusalem Post.
Perbedaan tanggal perayaan Natal yang berbeda merupakan akibat penggunaan kalender yang berbeda pula. Gereja Barat, dalam hal ini Katolik, menggunakan kalender Gregorian yang digunakan sampai saat ini. Sementara Gereja Ortodoks—termasuk di dalamnya gereja Yunani, Rusia, dan Koptik—menggunakan kalender Julian yang diperkenalkan Kaisar Julius Caesar pada 46 SM. Kalender inilah yang digunakan Gereja Koptik hingga hari ini.
Di sisi lain, Gereja Armenia di Yerusalem merayakan Natal pada 18 Januari dan 19. Kemungkinan besar tanggal ini digunakan untuk menggantikan tanggal perayaan musim dingin kaum pagan Romawi pada masa itu.
Sementara itu, terkait perayaan Natal Kristen Ortodoks, puasa dan melakukan perbuatan amal adalah kegiatan yang menonjol dari perayaan Natal bagi umat Kristen Timur. Kegiatan ini merupakan bagian dari ibadah.
Banyak orang Kristen Ortodoks saat Natal menjauhkan diri dari makanan berdaging selama libur Natal. Mereka juga menjauhkan diri dari kacang-kacangan dan buah kering. (ahram.org/ibtimes)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...