BI: Rupiah Melemah 0,81 Persen Selama Mei
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah pada Mei 2014 mengalami depresiasi (pelemahan) rata-rata sebesar 0,81 persen dibanding April 2014 menjadi Rp 11.532 per dolar AS.
"Secara point to point (ptp), rupiah terdepresiasi sebesar 0,97 persen dan ditutup pada Rp11.675 per dolar AS," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (12/6).
Ia menyebutkan tekanan terhadap nilai tukar dipengaruhi oleh permintaan korporasi yang cenderung meningkat sesuai dengan pola musimannya untuk pembayaran utang luar negeri (ULN) dan repatriasi dividen atau kupon.
Selain itu, pergerakan nilai tukar juga dipengaruhi oleh perilaku investor yang menunggu hasil Pemilihan Umum Presiden pada bulan Juli mendatang.
"Namun tekanan lebih lanjut terhadap rupiah tertahan oleh berlanjutnya aliran modal masuk pada aset keuangan rupiah," kata Tirta.
Sementara itu mengenai kinerja sektor eksternal, Tirta menyebutkan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sesuai dengan pola musimannya, sementara neraca finansial membaik.
Neraca perdagangan Indonesia pada April 2014 mengalami defisit sebesar 1,96 miliar dolar AS. Defisit tersebut sesuai dengan pola musimannya, antara lain terkait dengan meningkatnya permintaan menjelang bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri.
Impor nonmigas mencatat peningkatan, didorong oleh kenaikan impor barang utama seperti mesin dan peralatan mekanik serta mesin dan peralatan listrik.
Sementara itu, ekspor nonmigas berbasis sumber daya alam, seperti batubara dan minyak nabati, mencatat pertumbuhan negatif, seiring dengan melemahnya permintaan dari Tiongkok dan India. Di sisi lain, ekspor manufaktur masih mengalami peningkatan.
Ke depan, BI memperkirakan neraca perdagangan akan kembali membaik, didorong oleh aktivitas ekspor manufaktur sejalan dengan perbaikan ekonomi global serta terkendalinya impor sejalan dengan moderasi permintaan domestik.
Sementara itu, dari neraca finansial, aliran masuk modal asing diperkirakan terus membaik dipengaruhi prospek ekonomi domestik yang semakin sehat. Hingga Mei 2014, aliran masuk portfolio asing ke pasar keuangan Indonesia telah mencapai 11,04 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, pada akhir Mei 2014, cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi 107,0 miliar dolar AS, setara 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...