BI: Utang Luar Negeri Indonesia Masih Aman
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bank Indonesia menyatakan hingga saat ini posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal III tahun 2015 telah mencapai USD 302,4 miliar. Menurut mereka, jumlah utang tersebut masih terbilang aman.
"Hingga akhir kuartal III ULN Indonesia jika melihat beberapa indikator yang ada, masih berada di bawah ambang batas (treshold) namun kita tetap mewaspadainya," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik BI Hendy Sulistiowati di Kompleks Bank Indonesia (BI) Jakarta, Jumat (20/11).
Hendy kemudian menjelaskan ada beberapa indikator yang menjadi landasan BI untuk menetapkan posisi ULN Indonesia dalam posisi aman. Pertama, indikator ULN jangka pendek terhadap total ULN yang mengalami perbaikan di triwulan sebelumnya yaitu di angka 18,7 persen.
"ULN jangka pendek terhadap total utang pada kuartal III 2015 ini mencapai 18,6 persen, ini mengalami perbaikan dibanding kuartal sebelumnya. Jika telah melampaui 18,9 persen itu yang bahaya," ujarnya.
Indikator kedua yaitu posisi ULN terhadap Pendapatan Domestik Bruto pada kuartal III 2015 meningkat tipis bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu dari 34,5 persen menjadi 34,9 persen dengan ambang batasnya berada di kisaran 51,1 persen.
Kemudian, indikator ketiga yaitu dilihat dari posisi ULN terhadap penerimaan transaksi berjalan yang masih jauh dari ambang batas waspada, walaupun proporsinya meningkat seiring turunnya penerimaan transaksi berjalan.
"ULN terhadap penerimaan transaksi berjalan itu threshold-nya 170,7 persen. Sekarang kita berda di 157,7 persen yang meningkat dari 153 persen pada kuartal sebelumnya. Walaupun kita tahu ekspor kita juga menurun," ujarnya.
Lalu, indikator yang terakhir adalah posisi cadangan devisa dibandingkan dengan ULN jangka pendek yang masih aman meskipun mengalami penurunan pada kuartal III 2015 ini di angka 181,1 persen dari 190 persen pada triwulan sebelumnya.
"Untuk indikator ini statusnya waspada tahun depan kita harus mewaspadai posisi ULN seiring dengan pulihnya kondsi ekonomi," kata Hendy.
Menurutnya, penarikan utang luar negeri sebenarnya tidak buruk sepanjang indikatornya masih dalam posisi yang aman.
"Utang tersebut tidak apa-apa selama pendanaan dalam negeri belum mencukupi karena kegiatan ekonomi memiliki kebutuhan untuk proses produksi pengembangan investasi dan lainnya," kata Hendy.
Posisi ULN pemerintah dan Bank Indonesia pada kuartal III tahun 2015 tercatat senilai USD 134,2 miliar atau turun 0,29 persen dari kuartal II tahun 2015 yang senilai USD 134,6 miliar.
Namun, posisi utang pemerintah dan Bank Indonesia pada kuartal III tahun 2015 tersebut mengalami kenaikan bila dibandingkan kuartal III tahun 2014 yang senilai USD 132,9 miliar.
Sementara itu, untuk ULN swasta pada September 2015 tercatat USD 168,2 miliar atau turun 1 persen dari kuartal sebelumnya yang menginjak di angka USD 169,9 miliar.
Bila dibanding dengan posisi utang swasta pada kuartal III di tahun 2014, ULN swasta mengalami peningkatan 4,11 persen dari posisinya di kala itu di angka USD 161,55 miliar. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...