Biarawati dari Maaloula Kembali Muncul di Video
SATUHARAPAN.COM - Sekelompok biarawati dari kota Maaloula yang bersejarah di Suriah yang mayoritas warganya Kristen muncul dalam video baru disiarkan oleh saluran berita satelit yang berbasis di Qatar, Al-Jazeera, pada hari Minggu (9/2).
Para perempuan yang dilaporkan itu disebutkan 12 biarawati dari biara Ortodoks Yunani dari Mar Takla di Maaloula. Mereka dibawa sekelompok orang bersenjata pada awal Desember lalu. Al-Jazeera mengatakan video itu disiarkan pada hari Minggu, dan tercatat direkam pada 5 Februari.
Mereka muncul dalam rekaman gambar tanpa audio, tetapi seorang komentator mengatakan "mereka mengatakan berada dalam kesehatan yang baik, tidak dianiaya... dan mereka sedang menunggu untuk pembebasan mereka untuk kembali ke biara".
Laporan itu tidak memberikan indikasi di mana para biarawati ditahan, namun mengatakan bahwa mereka di antara "Suriah dan Libanon" dan mereka telah "diculik".
Pada tanggal 6 Desember, stasiun itu menyiarkan video pendek menampilkan para biarawati itu di mana mereka membantah telah diculik.
Mereka dilaporkan hilang dari kota di utara Damaskus setelah pasukan pemberontak, termasuk jihadis, menguasai Maaloula pada awal Desember.
Para pemimpin agama mengatakan bahwa 12 suster dan tiga pelayan telah hilang dari biara. Namun salah satu biarawati dalam video yang ditampilkan sebelumnya mengatakan bahwa mereka 13 suster dan 3 warga sipil lainnya.
Media yang dekat dengan rezim Suriah menuduh pemberontak menggunakan biarawati sebagai perisai manusia, dan ketakutan untuk mengungkap keselamatan mereka.
Dalam rekaman terbaru, para biarawati itu "berterima kasih kepada semua orang yang mengupayakan pembebasan mereka dan menyerukan pembebasan semua tahanan,” kata laporan Al-Jazeera.
Dikatakan bahwa para penculik menuntut pembebasan perempuan ditahan di penjara Suriah untuk ditukar dengan pembebasan para biarawati itu, namun tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Maaloula adalah desa yang dibangun di sebuah tebing sekitar 55 kilometer dari ibu kota Suriah, Damaskus. Kota kuno itu menjadi simbol kehadiran Kristen kuno di Suriah, bahkan sejak abad pertama.
Penduduknya merupakan bagian dari sedikit penduduk yang tersisa di dunia yang berbicara dalam bahasa Aram. Bahasa itu diyakini merupakan bahasa yang sama yang digunakan Yesus Kristus. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...