Bila Tak Ada Pahlawan, Indonesia Susah Merdeka
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Peringatan Hari Pahlawan yang diperingati di Indonesia setiap tanggal 10 November sesungguhnya tidak sebatas dalam konteks politik dan ketatanegaraan, akan tetapi Hari Pahlawan juga berlaku bagi banyak bidang yang tidak disadari dalam kehidupan sehari-hari, termasuk olahraga. Dalam kesempatan ini para pecatur menyuarakan pendapat tentang Hari Pahlawan.
Shanti Nur Abida
Pecatur putri dari Jawa Tengah Shanti Nur Abida, menyebut hari pahlawan adalah momen untuk meningkatkan percaya diri untuk generasi muda sehingga bisa menjadi pahlawan di bidang masing-masing.
“Hari pahlawan, hari yang ditunggu-tunggu bangsa Indonesia. Hari yang istimewa karena kalau ndak ada pahlawan kita susah merdeka,” kata Shanti kepada satuharapan.com, hari Selasa (3/11) setelah dia menerima medali Juara II Nomor Senior Putri Kejuaraan Nasional Catur ke-45, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Pecatur yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah ini mengatakan bagi generasi muda Indonesia saat ini, sikap kepahlawanan datang diri sendiri karena dengan menjadi pemuda pemudi yang berguna, maka dapat memberi kebanggaan bagi Indonesia.
“Ya saya, maunya jadi pecatur yang hebat, kalau bisa sampai grand master biar orang tua seneng,” Shanti menambahkan.
Bagi Shanti, pahlawan di era modern sama artinya dengan melakukan tindakan yang mencerminkan sopan santun bagi sesama dan bagi orang tua.
Di Kejurnas Catur ke-45 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Shanti meraih Juara II nomor Senior Putri, pecatur dari kota Semarang ini meraih poin 7,5 di bawah Chelsie Monica Ignesias Sihite dari Kalimantan Timur yang meraih peringkat teratas dengan nilai 8,00 dan Medina Warda Aulia dari DKI Jakarta di urutan ketiga dengan nilai 7,5.
Pada Kejurnas Catur ke-44 Tahun 2014 di Makassar, Sulawesi Selatan. Kontingen Jawa Tengah mengumpulkan 5 medali emas, 4 perak, dan 4 perunggu berada di urutan kedua klasemen akhir perolehan medali. Pada peringkat ketiga diduduki Provinsi Jawa Timur yang mengumpulkan 4 medali emas, 4 perak, dan 12 perunggu. Juara umum ditempati DKI Jakarta.
Sean Winshand Cuhendi
Sementara itu bagi Sean Winshand Cuhendi, pecatur putra dari Provinsi DKI Jakarta makna Hari Pahlawan adalah sebuah momen penting bagi dia, agar lebih termotivasi dalam tindakan sehari-hari.
“Hari pahlawan ngingetin saya supaya lebih berjuang mengharumkan nama indonesia dengan prestasi saya,” kata Sean hari Selasa (3/11) setelah dia menerima medali Juara II Nomor Senior Putri, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Sean menjelaskan dengan contoh konkrit semangat kepahlawanan tersebut adalah yang dia tunjukkan dengan adanya peningkatan prestasi mulai dari saat menjadi juara Japfa Chess 2015 yang berlangsung April 2015, dan dia mempertahankan ritme yang baik saat menjadi Juara nomor Terbuka Kejurnas Catur ke-45.
“Karena kalau kita berprestasi, maka kita bisa dikatakan pahlawan di bidang olah raga, otomatis nama indonesia diharumkan di tingkat dunia,” kata Sean.
Di kejurnas lalu, Sean menjadi juara karena menempati peringkat teratas Klasemen Akhir Nomor Terbuka Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur ke-45 Tahun 2015, Sean berada di posisi teratas dengan 9 poin dari 11 babak yang dimainkan, di urutan kedua bercokol sesama pecatur putra DKI Jakarta, Tirta Chandra Purnama, kemudian di urutan ketiga ditempati Susanto Megaranto yang meraih nilai sama.
Pada kejurnas kali ini dia menganggap kemenangan tidak dilalui dengan mudah, karena selain Susanto banyak pecatur tangguh lainnya yang tidak dapat diremehkan.
Setelah Kejurnas Catur ke-45, Sean mencoba menambah elo rating di cabang olah raga ini dengan mengikuti berbagai turnamen dan kejuaraan dalam rangka Pekan Olahraga Nasional 2016. Tidak hanya itu namun Sean juga mempersiapkan untuk Olimpiade Catur 2016.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...