Biologi ITS Ciptakan Pakan Ikan Harga Ekonomis
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM – Departemen Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, berhasil mengolah limbah ikan menjadi pakan ikan berprotein tinggi. Penelitian ini berpotensi meningkatkan produksi ternak ikan serta mengurangi pencemaran lingkungan.
Penelitian yang diinisiasi oleh Dr Awik Puji Dyah N SSi MSi itu, ternyata mampu menyulap limbah ikan pengasapan di daerah Kenjeran, Surabaya, menjadi pelet ikan berprotein tinggi. Riset ini ia mulai sejak 2012 sebagai program pengabdian masyarakat bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS.
Menurut Awik, limbah tangkapan ikan tidak memiliki nilai jual. Jika dibiarkan menumpuk, limbah ini akan menyebabkan pencemaran organik, bau, dan mengurangi nilai estetika lingkungan sekitarnya. Mengatasi masalah itulah, ia mencoba merekayasa limbah di Laboratorium Zoologi dan Rekayasa Hewan di Departemen Biologi. Produknya ini kemudian ia sebut Zuper Food Fish (Z-Fosh)
Bayu Laksono Putra, mahasiswa anggota peneliti, mengungkapkan, limbah ikan yang dibuang ke laut dapat menyebabkan pencemaran dan merusak ekosistem. “Bagian-bagian yang biasa dibuang adalah insang, ekor, dan jeroan. Padahal itu kan kaya protein dan dapat diolah menjadi pakan ikan bergizi dan bernilai ekonomis,” katanya pada Apprenticeship Program ITS Online, baru baru ini yang dilansir situs its.ac.id.
Dalam penelitian ini, tim Z-Fosh juga menggunakan limbah hasil pengasapan ikan, keong sawah, dedak, tepung tapioka, vitamin konsentrat, daun pepaya, dan ragi tempe. Cara pembuatannya pun cukup mudah. Hanya dengan melumatkan dan mencampur adonan, setelah itu mencetak bentuk pelet. Cetakan tersebut kemudian dikeringkan supaya tahan lama.
“Limbah ikan harus direbus dan dipisahkan lemaknya, setelah itu dikeringkan di oven. Sementara keong sawah harus dicuci dulu, kemudian dikukus dan dipisahkan dari cangkangnya. Ini tujuannya mengurangi zat beracun dan patogen, serta mengontrol kandungan senyawa aflatoksin agar tidak lebih dari 50 ppm,” Bayu menjelaskan.
Pelet Ikan Z-Fosh kini telah diterapkan sebagai pakan lele dumbo. Lele dumbo dikenal memiliki ketahanan tubuh yang lebih kuat dibanding ikan lain. Produk Z-Fosh dijual seharga Rp 13.000 per kilogram. Produk ini jauh lebih murah daripada harga pakan lain di pasaran.
“Sekitar 60-70 persen dana ternak ikan itu digunakan untuk membeli pakan. Pelet Z-Fosh ini dapat digunakan sebagai upaya terobosan untuk penghematan biaya ternak ikan,” kata mahasiswa asal Jember itu. Saat ini, Tim Departemen Biologi, FIA, fokus pada tahap pengembangan dan perbaikan mutu produk. Ke depan, pelet ikan ini akan diproduksi dalam skala industri dan dipatenkan.
Editor : Sotyati
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...