Biorefineri untuk Gantikan Minyak Bumi
Jakarta, SATUHARAPAN.COM – Semakin menipisnya energi tak terbarukan seperti minyak bumi maupun batubara, membuat para ilmuwan terus mencoba mencari energi alternatif. Salah satu yang coba dikembangkan di Indonesia adalah teknologi biorefinari. Ini adalah suatu proses yang mengintegrasikan dan mengkonversikan biomassa yang diambil dari industri kelapa sawit dan tebu untuk menghasilkan sumber energi. Kelapa sawit dan tebu tumbuh subur di Indonesia. Tentunya ini sumber energi potensial yang berlimpah.
Koordinator Program Biorefineri Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Yopi mengatakan biorefeneri bisa dikembangkan untuk menggantikan minyak bumi sebagai bahan bakar.
"Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI mengembangkan biorefineri terpadu sehingga dapat menggantikan posisi "oil refinery" yang terus berkurang," ujar Yopi usai sosialisasi penelitian bioteknologi di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa 19 November 2013.
"Teknik biorefineri yang dilakukan dengan sumber biomassa lignosellulosa dan koreksi mikroba lokal," tambah dia. Setelah dihancurkan bahan baku tersebut, kata dia, dilanjutkan ke proses fisika dan kimia. "Koleksi yang digunakan terdiri dari bakteri, yeast dan fungi."
"Kami mencoba mengembangkan teknik biorefineri yang lebih efisien," jelas dia. Teknologi biorefeneri tersebut, lanjut dia, sudah dimanfaatkan oleh Amerika Serikat dan Jepang. "Korea Selatan juga tertarik dan ingin mengembangkannya,".
Teknologi tersebut, tambah dia, sangat cocok untuk wilayah kepulauan. Namun sayangnya, teknologi tersebut masih dalam tahap riset. Yopi mengharapkan, ke depannya teknologi tersebut bisa diterapkan secepatnya (Ant).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Rusia Jatuhkan Hukuman Penjara kepada Pengacara Alexei Naval...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Rusia pada hari Jumat (17/1) menjatuhkan hukuman penjara beberapa tahun kepa...