Bioteknologi UKDW Selenggarakan Debat Perubahan Iklim
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, menyelenggarakan kompetisi Debat Perubahan Iklim 2019 pada tanggal 14-15 Desember 2019, yang ditujukan bagi siswa SMA/SMK dari Provinsi DIY, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur.
Mengangkat tema “Lakukan Aksi Selamatkan Masa Depan”, para peserta diharapkan dapat memahami, menguasai, melakukan analisa, membuat judgement, dan merumuskan berbagai solusi praktis untuk mengurangi serta beradaptasi dengan perubahan iklim.
Kompetisi debat ini menggunakan format debat Asian Parliamentary System. Juara pertama akan mendapatkan piala dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, sedangkan juara kedua mendapatkan piala dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutan DIY, sementara itu juara ketiga serta pembicara terbaik mendapatkan piala dari Fakultas Bioteknologi UKDW.
Menurut Drs Djoko Rahardjo, MKes selaku Wakil Dekan III Fakultas Bioteknologi, tema tersebut diambil melihat kondisi Indonesia. Berkurangnya daratan dan luas wilayah yang terjadi akibat abrasi, saat ini telah banyak mengancam berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini turut berdampak pada rusaknya berbagai infrastruktur, lingkungan, dan ekonomi wilayah. Selain akibat dari eksploitasi penanambangan di wilayah kepulauan kecil.
Generasi muda sebagai generasi penerus pembangunan memegang peran penting, dalam mengatasi perubahan iklim dan menentukan masa depan keberlanjutan pembangunan. Pemikiran, gaya hidup, dan tindakan-tindakan generasi muda yang kreatif, inovatif, berani, tegas, dan ramah lingkungan menjadi faktor penentu keberlangsungan kehidupan di bumi.
Oleh karena itu, sosialisasi dan edukasi di kalangan generasi muda terkait isu perubahan iklim dan dampaknya terhadap kehidupan serta langkah-langkah antisipasinya perlu terus dilakukan, agar nantinya generasi muda dapat mengambil langkah tepat sesuai konteks permasalah di Indonesia.
Kesenjangan pengetahuan, kepedulian, dan tindakan pada generasi muda tentang perubahan iklim serta dampak dan strategi antisipasinya harus dikurangi, melalui berbagai progam edukasi, promosi, dan fasilitasi pada generasi muda untuk dapat mengambil langkah nyata pada pengurangan dampak perubahan iklim.
“Kita perlu memberikan ruang bagi generasi muda untuk mengaktualisasikan diri, mengambil kontribusi melalui tindakan nyata, dan memberikan solusi perubahan iklim. Ibarat akar yang merayap di dalam tanah dan membuat pondasi, tunas muda muncul tampak lemah, namun untuk mendapatkan sinar matahari, mereka sanggup menghancurkan dinding. Hal yang sama terjadi pada generasi muda kita, jutaan generasi muda kita akan mampu menembus tebalnya dinding masalah lingkungan dan perubahan iklim untuk tetap tumbuh dan berbuah,” katanya. (ukdw.ac.id)
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...