Bit Merah, Penjaga Sistem Kardiovaskular Sehat
SATUHARAPAN.COM – Bit merah sangat disukai penyuka salad. Kurang afdol, kata penyukanya, bila salad dihidangkan tanpa ada unsur buah bit merah. Buahnya yang mengandung serat yang tinggi, juga mengandung zat besi.
Tanaman umbi-umbian yang berwarna merah ini di Indonesia banyak terdapat di daerah Cipanas, Lembang, Pangalengan, dan Batu. Kini, sayuran ini juga banyak dijual di pasar swalayan.
Bit yang berwarna merah keunguan, dikutip dari Wikipedia dapat dimakan langsung sebagai bagian dari salad yang dicampur dengan sayuran lain, atau juga direbus dan dipanggang. Dalam skala industri, umbinya direbus dan disterilisasi seperti cuka. Di Eropa Timur, bit merah disajikan sebagai sup dan merupakan sajian yang populer yang dinamai borscht.
Bit berwarna merah keunguan segar juga dimanfaatkan untuk jus, smoothies, selain dipanggang atau direbus. Juga bisa dicampur dengan air jeruk lemon dan batang seledri untuk jadi minuman segar. Bahkan di Amerika Serikat, bit merah bisa juga digunakan untuk membuat anggur/wine, yang dinamakan beet spirit, yang memiliki tampilan mirip vodka.
Betanin, yang didapat dari akar bit merah, digunakan dalam industri sebagai pewarna, untuk meningkatkan warna dan rasa di dalam pasta tomat, saus, pencuci mulut, selai, agar-agar, es krim, pemanis, sereal, dan lain sebagainya. Bit merah memiliki rasa seperti tanah berasal dari geosmin atau earthy taste atau earth smell.
Selain itu bit merah dapat menjadi bahan baku gula. Gula yang dihasilkan di sebut gula bit. Bentuk dan strukturnya hampir sama dengan gula tebu, yaitu sama-sama berupa sukrosa, berbentuk kristal, berwarna putih dan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri.
Dr Amrita Ahluwalia, profesor dari Universitas Queen Mary London telah melakukan penelitian mengenai pengaruh jus bit pada tekanan darah. Dikutip dari situs American Heart Association, atau heart.org, hasil penelitian menunjukkan, ternyata tekanan darah dapat dikurangi dengan minum secangkir jus bit merah setiap hari.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa mengkonsumsi jus bit, menjadi cara sederhana untuk menjaga sistem kardiovaskular yang sehat, dan mungkin juga melawan tekanan darah yang meningkat,” katanya.
Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Baker Heart and Diabetes Institute di Melbourne, Australia, menemukan bahwa segelas jus berisi 500 ml, menyebabkan penurunan tekanan darah yang signifikan setelah enam jam. Jika jus bit dikonsumsi secara berlebihan, periset mengatakan kita bisa melihat pengurangan sepuluh persen kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Jus bit yang digunakan dalam penelitian ini mengandung 0,2 gram diet nitrat. Temuan menunjukkan bahwa tekanan darah berkurang 10 milimeter pada pasien yang minum 8 ons jus bit. Nitrat dalam jus bit adalah senyawa yang bisa membantu dalam menurunkan tekanan darah, dan mencegah stroke. Jus bit kaya potasium dan kalium yang dapat membantu vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah. Darah cenderung tidak menggumpal atau pecah dan menyebabkan stroke saat pembuluh darah melebar.
Tingginya kadar kalium dalam tubuh juga memungkinkan lebih banyak oksigen untuk mencapai otak dan sebagai hasilnya merangsang aktivitas saraf dan meningkatkan fungsi kognitif, kemampuan otak untuk memahami dan memperoleh pengetahuan. Itu sebabnya bit disebut sayuran ramah kardiovaskular.
Morfologi Tanaman Bit Merah
Menurut Steenis (2005), yang dikutip dari ub.ac.id, bit merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput. Batang bit sangat pendek hampir tidak terlihat. Akar tunggangnya tumbuh menjadi umbi dan daunnya tumbuh mengumpul pada leher akar tunggal (pangkal umbi), serta berwarna kemerahan.
Umbi bit berbentuk bulat atau menyerupai gasing. Ada pula yang berbentuk lonjong. Pada ujung umbi bit terdapat akar. Bunganya tersusun dalam rangkaian bunga yang bertangkai banyak, dan sulit berbunga di Indonesia .
Bit merah banyak ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut. Di dataran rendah bit tidak mampu membentuk umbi.
Menurut Wikipedia, ubi bit merah memiliki nama ilmiah Beta vulgaris dan subspecies group Vulgaris Conditiva. Dalam bahasa Inggris, tanaman ini disebut beetroot.
Bit merah pada abad pertengahan banyak digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan pencernaan dan darah. Bartolomeo Platina menyarankan untuk mencampur bit merah dengan bawang putih untuk menghilangkan efek napas bau bawang putih.
Dikutip dari , health24.com, bit merah dimanfaatkan sejak zaman Romawi untuk mengobati berbagai kondisi medis, termasuk demam, sembelit, penyakit pencernaan, dan kondisi darah. Di era Roma kuno, bit itu juga digunakan sebagai afrodisiak. Saat ini, bit masih merupakan tonik obat yang populer di Afrika, digunakan untuk pengobatan AIDS dan penyakit lain.
Daun bit juga memiliki sejarah penggunaan yang panjang untuk tujuan pengobatan. Diduga Hippocrates mempromosikan penggunaan daun untuk perawatan luka.
Menurut undip.ac.id, daerah asal dan penyebaran bit merah dari sebagian wilayah Mediterania dan Afrika Utara dengan penyebaran ke arah timur hingga wilayah barat India dan ke arah barat sampai Kepulauan Kanari dan pantai barat Eropa yang meliputi Inggris dan Denmark. Namun, tanaman ini dapat tumbuh di seluruh dunia.
Di Indonesia bit merah sudah mulai banyak dikembangkan, khususnya di Pulau Jawa terutama di daerah Cipanas, Lembang, Pangalengan, Batu, dan Kopeng. Di Kota Batu, Jawa Timur, produksi bit merah bisa mencapai lebih kurang 10 ton per hektar.
Manfaat Herbal Bit Merah
Bit merah dikutip dari foodtech.binus.ac.id, adalah jenis umbi-umbian yang memiliki warna merah keunguan yang khas. Berbeda dengan tanaman berwarna lain yang pigmen warnanya berasal dari antosianin, pigmen yang mempengaruhi warna merah pada bit merah adalah pigmen betalain yang merupakan kombinasi dari pigmen ungu betasianin dan pigmen kuning betaxantin. Selain mengandung betalain, umbi bit merah juga mengandung senyawa antioksidan lain, yaitu polifenol (flavonoid, asam fenolat, ester asam fenolat) dan juga asam folat.
Warna ungu dari bit merah yang khas dikutip dari undip.ac.id, menandakan tingginya kandungan beta karoten dan bersifat antioksidan tinggi. Vitamin dan mineral lain yang dikandung bit merah antara lain vitamin A, vitamin B6, vitamin C, asamfolat, zat besi, potassium, fosfor, mangan, nitrat dan mineral penting lain sehingga baik untuk kesehatan tubuh. Karena itu, bit merah pun dianjurkan dimakan dalam jumlah yang banyak bagi penderita darah rendah.
Kandungan betalain pada bit merah juga diyakini sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit kanker, terutama kanker kolon (usus besar). Sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Eleanor Blanrock-Bush, PhD, Presiden Trace Mineral International di Colorado, Amerika Serikat, membuktikan bit merah berpotensi sebagai penghambat mutasi sel pada penderita kanker usus besar.
Karena begitu banyak manfaat yang dimiliki oleh betalain, konsumen akan mendapat banyak keuntungan jika mengkonsumsi secara reguler produk yang kaya akan betalain. Dengan mengkonsumsi segelas jus buah bit merah akan memberikan manfaat yang besar bagi tubuh. Namun, betasianin pada bit merah pada beberapa orang juga bisa menyebabkan urine mereka berwarna merah karena sulit dicerna, gejala ini disebut dengan beeturia.
Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, telah menyetujui bit merah sebagai aditif makanan, dan mengakui sebagai tambahan pangan yang aman, Generally Recognized As Safe (GRAS). Namun, American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk menghindari pemberian bit merah kepada bayi yang berusia kurang dari tiga bulan untuk menghindari risiko keracunan nitrat.
Sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Sekolah Olahraga dan Ilmu Kesehatan Universitas Exeter Devon Inggris, dan dipublikasikan di situs Medical News Today menunjukkan bahwa jus bit merah dapat meningkatkan stamina.
Sedangkan ilmuwan di University of Wisconsin Madison Amerika Serikat, dalam penelitiannya memperoleh fakta bahwa bit merah kaya akan asam folat yang dapat membantu perkembangan bayi terutama selama trimester pertama. Karena itu, ibu hamil harus memasukkan bit merah dalam menu makanan mereka.
Tim peneliti dari Pusat Penelitian Medis Nasional, Zawia, Libya dan Departemen Farmakognitif, Fakultas Farmasi, Universitas Tripoli, Libya, meneliti penggunaan bit merah sebagai pewarna alami untuk makanan dan kosmetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus bit merah memiliki aflatoksin (B1, B2, G1 dan G2), dan jus bit merah bebas toksik/racun, serta aman digunakan sebagai pewarna makanan (kue) dan kosmetik (pewarna rambut).
Tim peneliti Departemen Farmakologi Pharmacy College, Panchavati, Nashik, India, dan Departemen Farmakologi, Parul Institute of Pharmacy, Vadodara, India, meneliti aktivitas antihipertensi bit merah pada tikus. Kesimpulan, ekstrak metanol-HCl bit merah memiliki aktivitas antihipertensi.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...