BJP: India Tak Lagi Malu Mengaku Sebagai Sahabat Israel
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM - India tidak lagi malu menyebut dirinya sahabat Israel. Walaupun ada masa sebelumnya dimana India membekukan hubungan diplomatik dengan negara Benjamin Netanyahu itu, kini India memiliki rasa percaya diri untuk menjadi sahabat negara tersebut.
Hal ini dikatakan oleh Vijay Chauthaiwale, kepala Departemen Urusan Luar Negeri Bharatiya Janata Party (BJP), partai yang kini berkuasa. Vijay Chauthaiwale yang dikenal dekat dengan PM India, Narendra Modi, dan disebut-sebut menjadi salah seorang penasihat luar negerinya, menyatakan pendapatnya itu menjelang kedatangan Benjamin Netanyahu ke India bulan Januari ini.
"10 tahun pemerintahan UPA membekukan hubungan (dengan Israel). Tapi sekarang India tidak lagi malu menyebut dirinya teman Israel, "kata Vijay Chauthaiwale kepada News18.com, dikutip kembali oleh The Jerusalem Post.
Menurut dia, alasan mengapa dulu pemerintah India dari partai UPA membekukan hubungan diplomatik dengan Israel, terkait dengan "masalah domestik" dan "catatan historis Perang Dingin."
"Mereka (UPA) merasa skeptis bahwa memperkuat hubungan dengan Israel akan membuat mereka kehilangan dukungan dari kalangan minoritas. Tidak hanya itu. Juga ada beban historis era Perang Dingin. Gerakan Non-Blok adalah kebutuhan Perang Dingin, namun Perang Dingin telah berakhir. Setiap negara sekarang berurusan dengan semua negara lain," kata dia.
Dia menambahkan bahwa PM Narendra Modi, yang mengunjungi Israel pada bulan Juli, telah "mencairkan" hubungan dengan Israel dan Palestina. "Kita berurusan dengan Israel berdasarkan catatan terpisah dengan Palestina, demikian pula sebaliknya. Kita berada dalam posisi untuk melakukannya karena kita memiliki hubungan baik dengan semua negara Islam dan juga dengan Israel," kata dia.
Sebagai catatan, India termasuk negara yang mendukung resolusi PBB yang menolak pengakuan Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel. Kendati demikian, India tetap memelihara hubungan baik dengan Israel. Narendra Modi bahkan mengunjungi Israel tahun lalu, tanpa singgah ke Palestina. Banyak kesepakatan kerjasama ekonomi yang dihasilkan dalam kunjungan itu.
Chauthaiwale menambahkan bahwa sifat hubungan dengan Israel juga telah berubah. "Sebelumnya (hubungan) dengan Israel hanya terkait dengan keamanan dunia maya dan pertahanan. Sekarang kita akan melampauinya dan mencakup kerja sama dalam inovasi, pertanian, konservasi air dll, "kata dia.
Chauthaiwale juga mengomentari kontroversi baru-baru ini mengenai duta besar Palestina untuk Pakistan, Walid Abu Ali, yang turut hadir di panggung yang sama dengan tokoh teroris, Hafiz Saeed (dituduh sebagai dalang serangan Mumbai, India, pada tahun 2008 yang menewaskan 165 orang) saat aksi unjuk rasa menolak pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibukota Israel belum lama ini di Pakistan. Chauthaiwale mengatakan bahwa "itu memang hanya satu kasus, tapi tetap tidak dapat diterima".
"Itu hanya satu kasus, tapi kami tidak dapat menerima seseorang dari Palestina berbagi panggung dengan seseorang yang oleh kami di India telah dipandang sebagai teroris."
India telah menyampaikan nota protes kepada Palestina atas hal itu dan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas telah memanggil dan menarik pulang dubes tersebut.
Editor : Eben E. Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...