BKPM: Indonesia Masih Jadi Sasaran Utama Investor
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengungkapkan pada semester I 2015, Indonesia masih menjadi sasaran utama investor asing di ASEAN.
“Hal ini mengacu pada data Financial Times, di mana sepanjang semester I 2015 arus investasi yang masuk ke Indonesia sebesar USD 13,66 miliar atau 31 persen dari seluruh investasi asing yang masuk ke ASEAN,” kata Franky dalam konferensi pers terkait Laporan Hasil Kunjungan Kepala BKPM ke Korea Selatan dan Australia dan Perkembangan Investasi Global dan Regional di Kantor BKPM Jalan Gatot Subroto No. 44 Jakarta Selatan, hari Senin (31/8).
“Bahkan, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan Vietnam sebesar USD 7,53 miliar atau sebesar 17 persen dan Malaysia sebesar USD 7,01 miliar atau sebesar 16 persen. Secara global, arus investasi sepanjang semester I 2015 sebesar USD 311 miliar, menurun 15,8 persen dibandingkan semester I 2014 sebesar USD 369,5 miliar.”
Dia menambahkan, dengan data tersebut, Asia Pasifik secara year on year (yoy) menjadi satu-satunya wilayah yang masih mencatatkan pertumbuhan arus investasi positif dalam semester I 2015 naik 9,2 persen sebesar USD 137,3 miliar dibandingkan semester I 2014 sebesar USD 125,8 miliar.
“Data ini memberikan gambaran bahwa di tengah kondisi ekonomi global yang melambat, Indonesia masih potensial sebagai negara tujuan investasi utama di ASEAN. Data ini juga mengonfirmasi penurunan nilai tukar rupiah dan perlambatan ekonomi Indonesia belum mempengaruhi arus investasi asing yang masuk ke Indonesia,” kata dia.
ASEAN adalah pasar dan ekonomi ketiga terbesar, menarik 32 persen arus investasi yang masuk ke Asia diikuti oleh India sebesar 22 persen dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar 20 persen.
Franky juga mencatat arus investasi masuk ke ASEAN dan RRT melemah. Sementara India secara yoy mengalami pertumbuhan pesat. Meningkatnya nilai investasi ke India terutama didorong oleh adanya investasi komponen elektronik asal AS SunEdison sebesar USD 4,2 miliar, PLTU asal RRT China Huaneng sebesar USD 3 miliar dan baja asal Korea Selatan Posco sebanyak USD 2,9 miliar.
Editor : Eben E. Siadari
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...