BKPM: Investor Australia Pertanyakan Sertifikasi Halal di RI
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui perwakilannya di Sydney menggagas temu bisnis Presiden Jokowi dengan 10 perusahaan besar Australia yang serius untuk melakukan investasi baru atau perluasan usaha bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan, KBRI Canberra dan KJRI Sydney.
Bidang usaha perusahaan tersebut tersebar di beberapa fokus sektor investasi, antara lain pariwisata (kawasan pariwisata dan perhotelan), infrastruktur, pertambangan dan pengolahan mineral, industri makanan minuman, industri bahan peledak, marina, farmasi dan peternakan sapi.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Trikasih Lembong, menanyakan satu per satu minat dan komitmen para CEO dalam mengembangkan aktivitas bisnisnya di Indonesia serta menampung pengalaman dalam melakukan kegiatan usaha di Indonesia.
“Salah satu masukan yang disampaikan oleh investor Australia adalah agar proses mendapatkan sertifikasi halal lebih mudah untuk pada produk multivitamin,” kata Tom, hari Minggu (26/2).
Beberapa perusahaan menyampaikan pandangannya terkait investasi di Indonesia. Diantaranya perusahaan pertambangan dan pengolahan mineral yang mengemukakan bagaimana investasi existing mereka di Sumatera Utara menunjukkan hubungan yang "long and strong".
Beberapa perusahaan juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengemukakan ketertarikan mereka untuk memperluas investasinya.
Salah satunya investor di sektor perhotelan yang saat ini memiliki 8.000 jaringan hotel di seluruh dunia, 1.200 di Tiongkok dan hanya 10 di Indonesia, yang berencana untuk meningkatkan jaringan hotelnya di Indonesia menjadi 100 dalam 3-4 tahun.
Kemudian, perusahaan pembiayaan investasi yang mengemukakan rencananya untuk mendanai proyek pembangkit listrik tenaga terbarukan berkapasitas 200 MW.
Secara konkret, dalam temu bisnis tersebut, BKPM mencatatkan minat investasi sekitar USD 4-5 miliar yang disampaikan oleh CEO 10 perusahaan Australia yang hadir, yang terdiri dari minat investasi disektor pertambangan dan pengolahannya; sektor industri makanan dan minuman; sektor pariwisata dan perhotelan dan sektor infrastruktur
Selain perusahaan, BKPM juga turut mengundang Austrade yaitu instansi pemerintah Australia yang bertugas mempromosikan dan menarik investasi dari dan kedalam Australia.
Survei terakhir yang dilakukan oleh Austrade kepada komunitas bisnis Australia, menempatkan Indonesia di peringkat 5 besar prioritas investasi. Turut hadir juga asosiasi bisnis seperti Asia Society dan think thank seperti Lowy Insitute yang memiliki jaringan dalam membantu menyebarkan berbagai terobosan dan perbaikan kemudahan berusaha di Indonesia.
Dari data BKPM, tahun 2016 realisasi Investasi dari Australia mencapai USD 174 juta naik tipis 4 persen dari tahun sebelumnya di level USD 167 juta.
Investasi yang Positif
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Indonesia saat ini sedang menikmati iklim investasi yang positif seperti lembaga pemeringkat kredit internasional yaitu Moody’s dan Fitch yang menaikkan status Indonesia dari stabil ke positif.
Presiden juga menyampaikan indeks kepercayaan publik yang dilakukan lembaga konsultan komunikasi Edelman juga menempatkan kenaikan trust index sebesar 7 poin menjadi 69 persen.
Perbaikan iklim investasi yang positif itu juga diakui oleh Bank Dunia ditandai dengan lompatan kenaikan peringkat kemudahan berusaha sebanyak 15 peringkat dari 106 menjadi peringkat 91 menjadikan Indonesia sebagai prioritas para investor untuk menanamkan modalnya.
Presiden Jokowi juga menyampaikan proses reformasi birokrasi yang telah tengah dilakukan untuk mempermudah investasi sehingga dapat mendukung tercapainya kesepakatan IACEPA (Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang ditargetkan bisa selesai dalam tahun ini.
Perundingan IA-CEPA sendiri telah melalui putaran perundingan ke-6 di Canberra, 20-24 Februari 2017, satu hari sebelum kunjungan Presiden Jokowi ke Sydney.
"Saya ingin mendengar dari anda, bagaimana perkembangan investasi yang telah atau akan dilakukan dan bagaimana saya dan Menteri saya dapat membantu," kata Presiden Jokowi saat membuka diskusi dengan para CEO dan lembaga think tank ternama Australia, di Sydney, Sabtu (25/2).
Turut hadir pada kegiatan temu bisnis kali ini Presiden Jokowi antara lain Menteri Luar Negeri, Menteri Perdagangan, Sekretaris Kabinet, Duta Besar Indonesia untuk Australia dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif. Selain itu turut hadir juga dalam temu bisnis di Sydney yaitu Ketua KADIN dan Ketua HIPMI. (PR)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...