BKPM: Produsen Pipa Jepang akan Berinvestasi di Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kembali mengindentifikasi masuknya minat investasi dari Jepang di bidang usaha industri penyambung pipa baja maupun plastik. Sektor yang masuk dalam prioritas yakni substitusi impor ini dinilai positif.
Perusahaan tersebut akan merealisasikan dalam beberapa tahap, dengan tahap awal akan dimulai pada Januari 2017 mendatang. Saat ini perusahaan telah memiliki local partner di Indonesia dengan target pasar dalam dan luar negeri.
Menurut Kepala BKPM, Franky Sibarani bahwa Jepang semakin serius berinvestasi di Indonesia, karena itu minat investasi Jepang di berbagai bidang terus mengalir.
“Mereka mendapat informasi bahwa perkembangan pasar di Indonesia begitu luas. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menarik minat investor dan berinvestasi di berbagai sektor industri seperti masuknya minat investasi yang sekarang ini dari industri penyambung pipa baja dan plastik,” kata Franky dalam keterangan tertulis, hari Kamis (14/4).
“Kita melihat mereka serius, karena mereka sudah punya target research selama setahun, setelah itu langsung mulai tahap awal,” dia menambahkan.
Franky mengatakan perusahaan mendapat informasi terkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang sudah melayani sistem online. Hal tersebut memudahkan para investor.
“Mereka mendengar tentang PTSP di BKPM yang sudah bisa online, ini memudahkan mereka untuk mengontrol langkah mereka merealisasikan investasinya,” katanya.
Lebih lanjut Franky menjelaskan bahwa Jepang sebagai salah satu negara prioritas pemasaran investasi akan difasilitasi dengan baik. "Deputy in Charge, Director in Charge serta tim Marketing Officer BKPM siap mengawal investasi yang disampaikan oleh perusahaan Jepang terkait," katanya.
Sementara Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan menyatakan, saat ini perusahaan telah membuka usahanya di Hanoi dan Bangkok, serta Singapura sebagai sales office.
Rencananya perusahaan akan melakukan research selama satu tahun, termasuk perkembangan Masyarakat Ekonomi ASEAN, sehingga pada Januari 2017 sudah dapat memulai usahanya. Terkait hal tersebut, Saribua menyatakan bahwa pihaknya siap memfasilitasi setiap investor yang ingin berinvestasi di Indonesia.
“Tim kami siap mengawal pihak perusahaan sampai tahap realisasi nanti. Kami siap memfasilitasi para investor Jepang yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia,” ujarnya.
Berdasarkan data BKPM, pertumbuhan komitmen investasi Jepang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40 persen di atas pertumbuhan komitmen investasi PMA yang hanya 29 persen. Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95 persen mencapai US$ 8,1 miliar.
Di atas Jepang terdapat Tiongkok sebesar USD 22,2 miliar atau naik 42 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, kemudian Singapura naik 69 persen menjadi US$ 16,3 miliar. Setelah Jepang, Korea Selatan juga mencatatkan kenaikan komitmen investasi 86 persen menjadi US$ 4,8 miliar.
Sedangkan realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar US$ 2,87 Milyar, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja.
“Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi,” katanya.
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...