BKPM: RI Tak Butuh Modal, Tapi Manajemen Australia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong (Tom) mengatakan, Indonesia tidak membutuhkan modal dari investor Australia, melainkan membutuhkan desain dan manajemennya.
“Kami mengundang beberapa investor. Kami tidak butuh modalnya sebetulnya, kita lebih butuh desain dan manajemen dari mereka. Modal kita sudah dapat dari negara lain termasuk nanti dari Arab Saudi misalnya,” kata Tom dalam konferensi pers di kantor Presiden, Jakarta, hari Selasa (21/2) usai rapat terbatas mengenai agenda kunjungan Presiden Jokowi ke Australia bulan ini.
Menurut Tom, dari di sisi ekonomi agenda kunjungan Presiden Joko Widodo antara lain melakukan perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IACEPA), perjanjian perdagangan dan investasi.
“Tadi Pak Mendag (Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan) dan saya laporkan perundingan sejauh ini cukup lancar. Kami tidak melihat kendala untuk perjanjian perdagangan itu dituntaskan pada tahun ini. Kalau kita berhasil tuntaskan tahun di 2017, itu akan menjadi perjanjian bilateral pertama buat Indonesia dalam lebih 10 tahun,” kata Tom.
Baca juga: BKPM Dukung Kerja Sama PT ANTAM dan Newcrest Mining
Tom mengakui, dialog kerja sama ekonomi Indonesia-Australia cukup besar tekanannya dari sisi investasi. Mereka telah melaporkan, bahwa kerja sama yang sudah berjalan adalah investasi cukup besar di pertambangan emas.
“Waktu Pak Mendag dan saya ke Australia November lalu, ada MoU antara Newcrest Mining Limited dengan PT Antam. Di mana Newcrest menganggarkan lebih dari USD 1 miliar untuk eksplorasi emas di Indonesia dalam lima tahun ke depan, melalui kerja sama dengan PT Antam,”
“Jadi itu contoh nyata hasil konkret dari diplomasi Pak Presiden dan tim ekonomi,” dia menambahkan.
Kemudian juga yang sedang digarap Indonesia-Australia yaitu beberapa investasi di bidang lain yang strategis, seperti pariwisata. Tom mengatakan, Australia sedang mengalami suatu tourism boom (booming pariwisata).
“Lagi luar biasa di sana,” katanya seraya menegaskan telah mengundang sejumlah investor.
Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Australia diagendakan pada 25-26 Februari 2017 yang diharapkan memperkuat hubungan kedua negara bertetangga itu.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...