Blackberry Dihargai Rp 54 Triliun
VANCOUVER, SATUHARAPAN.COM – Perusahaan ponsel pintar Blackberry akan diakusisi oleh Fairfax Financial seharga US$ 4,7 miliar (Rp 54 triliun) atau US$ 9/saham (Rp 100 ribu) jika harga kesepakatan tercapai. Fairfax Financial yang kadang-kadang disebut Berkshire Hathaway Kanada adalah perusahaan induk dengan bisnis utama bergerak di bidang asuransi di Kanada. Saat ini, Fairfax adalah pemegang saham terbesar Blacberry dengan porsi 10%.
Saat ini Blackberry sedang memasuki masa shop period yaitu masa perusahaan tersebut ditawarkan untuk memperoleh harga terbaik. Penawaran asli kemudian digunakan sebagai dasar untuk memungkinkan pertimbangan akan penawaran yang lebih baik. Lamanya masa shop period biasanya sekitar satu sampai dua bulan.
Dengan masa shop period itulah jika pembeli lain ada yang menawarkan lebih dari US$ 9/saham, Fairfax akan menerima jasa insentif sekitar $157 juta (Rp 1,7 triliun). Detail penawaran akan diketahui pada 4 November saat diligence period berakhir. Jika tidak ada penawaran lebih baik, Fairfax akan memiliki saham Blackberry 100% dan menjadikan Blackberry sebagai perusahan privat.
“Setidaknya mereka memiliki satu tawaran di atas meja. Ini akan menjadi hal yang baik bagi Blackberry untuk go private, keluar dari mata publik dan berusaha untuk membentuk kembali diri sendiri dan melihat apakah mereka bisa melesat sebagai perusahaan yang mempunyai titik fokus,” kata Colin Gillis, analis BGC Partners, Senin (23/9).
Pekan lalu, Blackberry menyatakan bahwa mereka telah merumahkan 40% dari total tenaga kerja atau sekitar 4.500 pegawai untuk membangun kembali dan menekan kerugian pada kuartal kedua yang mencapai US$ 1 miliar (sekitar Rp11,1 triliun).
Sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Blackberry terkait rencana pembelian saham tersebut. (cnbc.com)
Susu Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah studi baru, para peneliti menemukan bahwa konsumsi susu yang tidak...